No caption

Saya lagi nggak tahu harus menulis judul apa untuk postingan ini. Ada beberapa hal yang mengusik pikiran tentang hal yang saya lihat beberapa hari terakhir.

Salah satu media yang menayangkan berbagai informasi adalah televisi. Siapa sekarang yang rumahnya nggak ada TV? Pasti minimal 1 unit TV bertengger di dalam rumah, bahkan di masa modern ini TV sudah ada di tiap kamar tidur. 

Tayangan TV saat ini secara tidak sadar mengajarkan pada masyarakat untuk berperilaku menirukan apa yang disiarkan. Sebut saja sebuah acara di salah satu TV swasta Indonesia yang mengajarkan untuk para perempuan bisa berhijab dengan cantik (dan ribet). Dengan gaya berbusana yang menarik perhatian, warna yang mencolok (mata) sana sini, jilbab yang dikenakan dengan model (alay), dan make up (tebal) mengundang decak kagum. Saya beri tanda ( ) karena yang ada di dalam kurung itu adalah asumsi saya. Pada awalnya saya senang ada acara yang menampilkan tips dan info Islami khususnya bagi perempuan. Tapi lama-lama isinya semakin membuat resah, karena kebanyakan isinya adalah tutorial berhijab, tips tentang make up, dan segala hal tentang hijab, bukan jilbab. Saya sendiri nggak begitu suka dengan istilah hijab, itu hanya akal-akalan brand jilbab aja supaya kelihatan lebih keren. Berbagai cara menggunakan jilbab dibuat sedemikian rupa yang menurut mereka simpel, tapi menurut saya itu rumit dan butuh waktu lama ditambah harus menggunakan jarum pentul di mana-mana. Yang perlu diketahui adalah, mereka itu sebenarnya tersiksa menggunakan jilbab dengan model tumpuk-tumpuk macam itu. Ngapain toh pake jilbab dengan 3 lapis begitu itu biar apa?
Satu hal yang saya pikirkan, kalau pake jilbab harus seribet itu, gimana ngelepasnya kalau mau wudhu dan sholat? Itu aja yang saya pikirkan dari dulu... karena bukannya su'udzon, buat apa kita berjilbab kalau untuk sholat saja masih berat? Saya seringkali melihat teman-teman yang termasuk dalam kalangan 'hijabers', memang sangat cantik dan modis, tapi mereka kok jarang yang keliatan ke Mushola karena takut merusak model jilbab yang masangnya aja butuh waktu berjam-jam. Tapi tentu saja tak sedikit yang berhijab cantik rajin ke Mushola, meskipun butuh waktu lama untuk pasang jilbabnya lagi. Maka dari itu, jilbab model-model itu memang cocoknya digunakan hanya pada waktu tertentu saja, misal pesta pernikahan, acara wisuda dan acara lain yang memang penting dan hanya berlangsung selama 2-3 jam saja. Untuk keseharian, saya rasa nggak perlu.
Berjilbab sejatinya bukan buat fashion, tapi menutup aurat yang seharusnya ditutup. Tampil cantik itu baik, tampil modis itu perlu. Tapi jangan lupakan kewajiban kita untuk sholat ya...


Komentar