Berdamai dengan Jadwal

Judulnya aja udah menimbulkan pertanyaan “Wah ada apa emang dengan jadwal?”
Jadwal dari S2 memang sangat berbeda dengan S1. Kalo S1, kita kuliah sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, kalopun nanti diganti pasti udah kesepakatan. Nah, kalau saat ini jadwal mahasiswa Mapro bergantung pada 2 orang, yaitu klien dan dosen. Ketika kita seperti bergantung pada jadwal klien, mau nggak mau ya kita harus mengikutinya. Kemudian kita pun konfirmasi ke Dosen apakah bisa di jadwal ini? Kalo ya, ayo running terapi.
Kata Prof K, kami di semester 2 ini emang kaya orang “nggak kanggo” alias ga penting, soalnya ya itu tadi menyesuaikan jadwal. Karena klien kita pun pasti lebih dari 1, jadi ya bisa dibayangkan sendiri seperti apa.

5 pendekatan sudah terlampaui, saya juga sudah running 3 terapi. Sekarang sedang masanya intervensi terapi anak dan remaja. Kemudian jika blok anak dan remaja selesai, gantian blok lansia. Nah saya ambil blok lansia ini, sehingga nanti harus pergi ke Panti Wredha untuk melakukan terapi kepada lansia melalui personal. Kemudian setelah lansia, ada intervensi kelompok. Blok intervensi kelompok ini cukup membuat saya galau karena saya belum tahu topik apa yang mau saya angkat untuk intervensi kelompok.
Sewaktu brainstorming dengan teman-teman, saya kepikiran buat angkat topik “Kecanduan film Korea”, based on true story of my self, haha. Tapi saya masih belum yakin dan masih belum tahu pakai teori dan dasar apa dalam melakukan intervensi. Ketika ada beberapa teman yang belum menentukan topik, datanglah teman saya yang ternyata dia juga kepikiran buat tema Korean Addict ini. Yah...udah diambil deh, tapi nggak masalah juga sih, kan bisa 1 topik buat beberapa orang. Topik-topik lain seperti kecanduan smartphone, kecemasan berbicara di depan umum, stres akademik, game addiction, impulsive buying, dan gagal move on. Nah, sorenya kami pada membuat pesan untuk disebarkan ke media online untuk mencari klien. Dari sekian banyak topik, yang paling banyak menarik klien adalah topik kecemasan berbicara di depan umum dan gagal move on. Waow... pesan braodcast ini tersebar ke seluruh penjuru UGM, khususnya S1. Sampe-sampe adik saya aja dapet broadcast dengan tema gagal move on di grup jurusannya. >_< Daebak!

Kemudian beberapa hari kok untuk topik Korean Addict baru menarik 7 orang, padahal seharusnya minimal 12 orang. Saya pun mencari opsi lain, yaitu pindah ke topik gagal move on. Pertimbangannya karena kliennya sampe lebih-lebih, juga saya pengen disclose disitu. Nah, tapi saya masih mempertimbangkan dan belum bilang dengan teman saya yang sama-sama Korean Addict. Akhirnya saya pun cuman bilang ke teman saya yang topik gagal move on supaya buka kuota lagi.
Tapi ternyata saya telat, teman saya yang sama-sama topik Korean Addict ini lebih dulu bilang ke saya kalo dia ganti ke topik gagal move on aja deh, jadi klien Korean Addict semuanya dialihkan ke saya. Wuuaaa langsung galau malem-malem, saya pun akhirnya telepon teman saya yang jago teori psikologi. Dari dia, saya lumayan dapat pencerahan yang membuat saya akhirnya meng-iya-kan tema Korean Addict ini.


Semoga saja lancar terus running-nya hingga exit test nanti... Bismillahirrahmanirrahim...

Komentar