Wilkommen 23 !


Bulan April selalu dilambangkan dengan bulan penuh "bunga". Bulan April menjadi simbol  kerendahan hati, kestabilan, suci, dan simpati. :) 

Pergantian angka dari usia 22 ke 23, membuat saya menjadi berpikir untuk selalu lebih positif dari hari ke hari. Usia 23 menjadi usia dimana ini adalah masa dewasa awal.  
Banyak hal yang saya lewati di usia 22 tahun kemarin. Saya banyak berproses menjadi manusia yang lebih dewasa dari hari ke hari. Seperti kata pepatah, menjadi tua itu pasti, namun menjadi dewasa adalah pilihan. Apalagi disertai dengan kematangan sosio emosional.

Flashabck setahun yang lalu, masih segar di ingatan saya bagaimana jungkir baliknya saya menemani Ibu untuk bisa menjadi wakil rakyat. Naik turun gunung, blusukan, menyusuri desa demi desa, tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu. Kami melewati itu semua dengan cucuran keringat, meskipun badan lelah, kantuk menyerang hingga air mata di sana sini, kami telah melaluinya. Meskipun Allah tahu, hasil terbaik memang bukan seperti apa yang kita harapkan. Namun, kami sadar memang jalan inilah yang terbaik bagi kami, dan kami nggak akan protes dalam keputusan-Nya.

Allah memang sayang, sesayang-sayangnya kepada hamba-Nya ini. Allah tidak akan membiarkan makhluk-Nya untuk terus menerus menangis dan bersedih. Allah mengganti segala nestapa kami dengan senyum dan kebahagiaan. Banyak job yang Allah berikan kepada keluarga kami yang akhirnya menggantikan kesedihan dengan senyuman. Allah tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Apa yang kita prasangka, itulah yang Allah berikan. Banyak hal yang saya pelajari dari pekerjaan bersama Bapak, belajar menghadapi orang, belajar memenej emosi, belajar mengatur hal yang belum pernah saya ketahui sebelumnya, belajar menghadapi hujatan yang datang, dan beradaptasi dengan hal-hal di luar dugaan.

Bergelut antara harapan dan keputus asaan untuk bisa menyandang status mahasiswa lagi. Persiapan tes demi tes, materi dari buku-buku teks menjadi bacaan sehari-hari. Mengisi waktu dengan bertemu teman-teman baru dan teman-teman lama. Ada rasa berkecamuk ketika yang lain sudah bisa dengan bangganya mengatakan setiap tanggal 25 rekeningnya bertambah banyak. Sedangkan saya masih belum apa-apa. Ketika yang lain mulai dengan mahligai kehidupan baru dengan partner dan memutuskan menjadi orang tua, saya masih belum diberikan hal itu.

Saat program “IM” kembali dengan surat cintanya yang panjang lebar namun intinya tetap sama, saya belum berhak ada di posisi tersebut. Ketika akhirnya Allah memberikan anugerah melalui pengumuman di 23 Juli. Ini menjadi turning point dalam hidup saya. Saya harus hijrah ke kota baru dimana saat ini saya sedang menulis.

Banyak hal yang telah dilewati, blok per blok perkuliahan, segala lika likunya, ujian demi ujian, tugas yang setiap hari selalu setia. Saya merasa menjadi orang paling tidak tahu di dunia ini. Ketika dulu lulus S1 dengan kebanggaan, ternyata semuanya tidak ada apa-apanya ketika dihadapkan pada dunia yang lebih luas. Semakin kita mengerti dunia, di situlah kita sadar bahwa kita semakin tidak ada apa-apa-Nya terhadap kepunyaan Allah.

Hari demi hari dilewati, dengan kesibukan di Kampus. Menyesal? Tidak sama sekali. Saya tidak pernah menyesal diberikan jalan ini oleh Allah. Saya bersyukur bisa diberi jalan yang tidak semua orang bisa melaluinya. Saya bersyukur ketika Allah selalu memberikan petunjuk kepada hamba-Nya. Tidak ada keraguan sedikit pun untuk terus berproses menjadi manusia yang jauh lebih baik dari hari ke hari.
Hingga pada hari ini saya sadar, begitu sayangnya Allah kepada hamba-Nya. Apabila kita selalu berprasangka baik terhadap keputusan-Nya, tiada keraguan untuk diri kita menjadi bahagia setiap harinya. Tiada yang lebih membahagiakan ketika kita bisa berbagi dengan orang di sekitar, tidak hanya materi tapi perasaan bahagia yang terus menular kepada orang di sekitar.

Ya, saya bahagia.
Ya, saya bahagia.
Ya, saya bahagia.


Ya, saya bahagia bisa berada di usia ini. Saya bahagia Allah memberikan umur hingga angka ini. Saya bahagia memiliki Ibu, Bapak, adik, dan rekan-rekan yang menyayangi saya dalam keadaan apapun. Saya bahagia sebahagia-bahagianya.... Saya siap menghadapi usia baru. Saya siap lillahi ta’ala menjadi orang yang meniatkan segalanya hanya pada-Mu.
Terima kasih ya Allah atas hati yang penuh suka cita ini. 



Terima kasih ucapannya, Mapro 

Komentar