Menata Kembali

Pak, apa kabar disana? 
Aku, ibu dan adik baik-baik disini pak. Meski kami tinggal ber-3 saja di rumah dan adik harus kembali ke Jogja sehingga tinggal aku dan ibu saja di rumah. 
Pak, bapak sehat-sehat kan disana? 
Kuakui untuk kali ini tidak mudah bagi kami pak. Bukan tak merelakan, hanya waktu yang masih memperulur untuk rasa ini tetap singgah. Tak apa pak, tenang saja, kami juga akan kembali pulih. Kami sudah mampu melalui hari-hari dengan semestinya. 

Pak, terlalu banyak kenangan yang ada di pikiranku tentangmu. Laki-laki nomor satu yang tak kan tergantikan oleh siapapun di mata anak putrimu ini. Orang yang sudah melalui asam pahit manisnya kehidupan untuk menjalin sebuah keluarga bersama ibu. 

Pak, tetap genggam erat tanganku dalam rindu ya. Bapak sudah berada di kondisi yang lebih baik sekarang, berada di kedamaian menemui Sang Pencipta. Pesan-pesan bapak akan selalu kuingat dan berusaha kulaksanakan. Aku tak akan ceroboh lagi ketika melakukan asesmen, aku tak akan ragu-ragu lagi kalau mau parkir mobil, aku tak akan pilih-pilih makanan lagi, kok pak.

Bapak baik-baik ya disana, kami pun juga akan baik-baik disini. Sebuncah salam rindu kuhaturkan dari lubuk hati terdalam, untuk orang yang selalu menjagaku dalam doanya. Aku akan penuhi janjimu untuk bisa menjadi orang yang tulus, mendermakan diri di jalan Allah, dan selalu beramal dalam kebaikan.

Insha Allah pak...

Terima kasih atas semua hal yang pernah kau lakukan dengan tangan ini, tangan terkuat yang selalu menopang badai yang datang dalam keluarga. Aku tetap mencintaimu, hingga nantinya menyusul untuk bisa berkumpul bersama-sama lagi.




Komentar