Sejak 4 hari ini, saya
memperhatikan ada yang berbeda dengan angkot yang biasa saya tumpangi untuk ke
Kampus. Kenapa? Ada stiker yang bertuliskan tarif penumpangnya, biasanya tidak
tercantum di tiap angkot, kalopun tercantum, pasti tulisan tarifnya dicoret.
Stiker yang baru yang tertempel di setiap pintu angkot ini isinya Tarif
Penumpang Umum Jauh Dekat Rp 2300, Pelajar Rp 1500, menurut Peraturan Walikota
Malang no 5 tahun 2009.
Nah, tapi dari awal pertama kali
saya naik angkot di Malang semester 1, tarifnya selalu dikenai Rp 2500. Terus
gimana tuh? Bukannya itung-itungan sih ya...tapi kalo ada orang yang bayar Rp
2300 dengan uang pas, diprotes sama sopir angkotnya. Padahal jelas-jelas peraturannya
kaya gitu lho.. Ya memang Rp 200 perak itu ga begitu berarti, tapi kan aneh aja
ya...ada yang ganjel gitu. Tapi, kembali lagi ke orangnya sih ya.. kalo saya
insya Allah ikhlas-ikhlas aja..toh supir angkot juga pasti bekerja keras,
mereka juga ga bakal dapet penumpang penuh tiap kali jalan.
Ikut seneng deh dengan kebijakan
menempel tarif dan memberikan kartu identitas sopir angkot di tiap angkot.
Komentar