Rasanya diberi
tenggang waktu oleh dosen pembimbing dalam mengerjakan skripsi itu ada enak dan
enggaknya. Enak karena punya perkiraan, tapi enggaknya karena harus lari
berpacu dengan waktu demi menyelesaikan skripsi ini.
Complicated
sekali kalau ngomongin tentang hal satu ini, karena memang rumit ngurusinnya
demi sebuah karya tulis dengan sampul oranye ini. Topik paling hot yang ada di
lantai 4 gedung FISIP saat ini adalah tentu saja skripsi, utamanya untuk
angkatan 2009. Semuanya berjuang demi menyelesaikan syarat kelulusan ini.
Kesibukan yang sebenarnya agak aneh, yaitu menunggu dosen untuk bisa konsul,
sekarang benar-benar saya rasakan. Bisa memahami karakter dosen dan membaca
suasana hati beliau, adalah suatu keharusan, kalau tidak....waaaah kena deh.
Seperti saya beberapa hari yang lalu, karena kelalaian dan kecerobohan saya
yang revisinya kurang pas di hati beliau, akhirnya saya kena wejangan, tapi
bukan wejangan yang biasa, wejangannya luar biasa. Saya ga akan share isi wejangan itu disini, karena
memang itu semua akrena kesalahan saya yang kruang teliti, pastinya wejangan
itu demi kebaikan saya dan saya anggap motivasi saja. Saya berpikiran, di
saat-saat seperti ini, satu-satunya orang yang bisa membuat saya patah hati
adalah dosen pembimbing. Ya, cuma 2 dosen pembimbing ini, bukan yang lainnya.
Tapi, ya ga mungkin juga kalau meninggalkan beliau-beliau, karena skripsi saya
butuh arahan dan bimbingan dari beliau. Jadi, saya harus tetap bertahan sampai
finish bisa saya dapatkan.
Komentar