Alhamdulillah, di
penghujung bulan Juli tahun ini saya bisa di-yudisium bersama 13 orang teman
mahasiswa di Psikologi. 3 di antaranya dari angkatan 2009. Prosesi yudisium
yang berlangsung dari jam 12 hingga jam 14.00 ini berlangsung cukup meriah.
Banyak wejangan penting yang dihaturkan oleh Bu PD 1, Bu Maya untuk kami para
“sarjana baru” ini. Salah satunya ialah melakukan perenungan, “Apa yang bisa
saya berikan kepada almamater?” bukan “Apa yang bisa saya dapatkan dari
almamater?” Patut dijadikan renungan, karena masalah bangsa ini sungguh banyak,
tugas para sarjana baru yang dianggap terdidik inilah untuk menyelesaikan
permasalahan bangsa. Bukan hanya untuk saya, tapi para sarjana-sarjana lain di
belahan Indonesia ini.
Yudisium dan
kelulusan bukan akhir segalanya. Mungkin saja ini akhir di kehidupan Kampus,
tapi awal dari kehidupan sebenarnya. Seperti kata www.skripsit.com bahwa di
Kampus kita belajar untuk ujian, sedangkan di kehidupan kita diuji untuk siap
belajar. Yah, memang benar. Semoga Cumlaude yang didapat selama kuliah tidak
hanya berhenti sampai sini, tapi bisa juga cumlaude di masyarakat,
berkontribusi positif untuk kehidupan. Amin ya robb...
Apapun pilihannya,
kerja atau kuliah lagi, smeoga bisa menjadi pilihan terbaik. Tak lupa juga
ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya bagi para Dosen yang telah
membagikan ilmunya bagi kami, tak terhitung banyaknya dibandingkan kesalahan
yang pernah kita perbuat semasa kuliah, hehe.
Jadi keinget dulu
pernah sama temen-temen bikin masalah sama salah satu Dosen pas semester 1,
ceritanya dulu ada UTS Takehome. Seperti biasa, kami Green Psycho janjian
ngerjakan bareng di rumah Bude saya, setelah diskusi, kami pun menulis jawaban
di laptop, dan besoknya kami print sejumlah 7 orang yaitu saya, Fiqih, Pita,
Nenek, Pram, Nusa, dan Anja, hanya tinggal mengganti nama dan NIM. Alhasil,
minggu berikutnya Dosen mengumumkan ada 7 orang yang hasil jawabannya sama dan
nilainya dipukul rata dapet 65, kalo sampe melakukan hal kaya gitu lagi, kami
semua bakalan ga lulus mata kuliah ini.
Ya ampuuun...itu
ternyata sudah 3,5 tahun yang lalu ya. Sekeluarnya dari kelas, kami ber-7 malah
ketawa ngakak, bukannya sedih ato kenapa. Ya sudahlah, masih mending kita
dikasih 65, artinya masih lulus. Tapi semenjak itu kami ber-7 kalo ngerjakan
tugas ga pernah kaya gitu lagi, meskipun diskusinya bareng, tapi jawabannya
beda-beda, takut kena tegur Dosen lagi.
Dan sekarang, saya
sudah hampir berada di garis finish, menunggu wisuda. Sedangkan 6 teman saya
masih di Kampus dan belum ada yang menyentuh skripsi. Apa itu salah saya? Apa
saya yang terlalu egois? Entahlah, rasanya ga adil juga kalo dijawab kaya gitu,
seakan-akan saya meninggalkan mereka tanpa membantu mereka. Padahal, kalau
mereka mengalami kesulitan, saya selalu bersedia meluangkan waktu untuk
membantu sahabat-sahabat tercinta ini. Hmmm...entahlah, tanyakan pada rumput
yang bergoyang sajalah atas kondisi ini.
Setelah ini, saya
akan bersiap untuk target hidup selanjutnya yang sudah menunggu untuk dijemput.
Doakan saya ya!
foto bersama para dosen dan (mantan) mahasiswa Psikologi
dari kiri (Sany, Pak Ali, saya, Ayun 'besar')
Komentar