Setiap hari, dari mengamati, saya belajar dan terus belajar. Mulai dari awal membuka mata, hingga mengakhiri hari dengan menutup mata. Hari-hari terakhir ini disibukkan dengan mencari kegiatan di luar rumah, meskipun sebenarnya ada juga pekerjaan yang menanti yaitu membuat skala penelitian untuk dikumpulkan tanggal 1 Januari 2014 besok.
Suatu malam, saya dapet sms dari temen alumni Teknik UB, dia menyuruh saya melihat MetroTV, karena ada salah satu kakak senior kami yang masuk TV. Setelah saya lihat, ternyata Mas Ndaru - senior di FPIK yang masuk di acara Success Challenge Diplomat. Wih subhanallah, ia berhasil menyabet runner-up dan mendapatkan modal dana sebesar 200 juta kalau tidak salah dari sponsor untuk menjalankan bisnis seperti yang ia ajukan. Ia berhasil menyingkirkan ribuan calon pengusaha lain, dan menjadi runner up adalah hal yang sangat luar biasa. Wonderbar! Pasti anak dan istrinya bangga dengan mahasiswa angkatan 2008 ini.
Ada lagi teman saya, sama-sama angkatan 2009 yang memilih sebuah jalan yang bener-bener ga disangka. Sebut saja namanya Kakang, dia emang alumni Kakang Malang tahun 2011. Selama setahun kemarin bekerjasama dengan kami menjadi Asisten Lab di Psikologi. Ia lulus setelah saya dengan skripsi yang menurut saya 'wonderbar', karena adaptasi alat ukur yang 'beda' dari adaptasi yang pernah ada sebelumnya. Setelah ia yudisium, ia bercerita kepada teman-teman bahwa sebenarnya ia sudah menikah dari setahun yang lalu. Apa???? Jelas kami menyangsikan pengakuan itu, tapi kok....di jari manis kanannya, sebuah cincin tidak pernah lepas dari tangannya. Profil BBM-nya pun ia selalu memasang foto bayi perempuan, kami pikir itu keponakannya, tapi ternyata..anak itu adalah anaknya. Kami pun percaya saat ia menunjukkan Kartu Keluarga kepada kami yang menunjukkan namanya, nama istri, dan nama anaknya dalam KK tersebut. Subhanallah... bisa ya...dia menyembunyikan hal ini, atau memang kami yang tidak peka? Tapi kami bener-bener salut dengan satu orang ini, ia bisa mengatur waktu sedemikian rupa agar bisa kuliah, bekerja, dan menjaga anak.
Beberapa hari yang lalu, saya baru saja mengikuti simulasi tes IELTS di IALF Surabaya. And I got score 5. Far from 6.5. Sedih banget...ini masih simulasi, apalagi tes beneran kan? Bener-bener waw banget tesnya, ada reading, listening, writing hingga speaking. Memang benar kata Pak Ali, kita kudu banyak belajar bahasa Inggris. Nice moment sharing with Mr Alex yang menasehati saya beberapa hal untuk saya tetap semangat belajar Bahasa Inggris agar bisa meraih mimpi belajar di luar negeri. Bismillah...one step closer study to overseas! :)
Komentar