Menjelang Unas yang tinggal hitungan jari ini para siswa-siswi dari SD hingga SMA berlomba-lomba untuk mempersiapkan diri. Mereka, para siswa ini mulai intensif belajar, mengikuti les hingga malam hari dan beberapa pelajaran tambahan lainnya. Kebetulan, tahun ini adik saya berada di kelas 12 SMA sehingga tak bisa lepas dari yang namanya membaca buku.
Namun rasanya, sekarng ini nilai kejujuran sangat limited edition. Gimana nggak? Berbagai sumber menyebutkan kalau murid SMA pada urunan untuk membeli kunci jawaban UNAS, nggak tanggung-tanggung jumlahnya yang harus dibayar katanya untuk 6 mata pelajaran sampai 40 juta. What the kan? Dan katanya itu semua sudah terpusat, jadi misalkan di Kota Surabaya, nantinya kunci jawaban antara SMA satu dengan lainnya pasti sama. Parahnya lagi, hampir seluruh murid ikut serta untuk urunan membeli kunci jawaban itu. Hanya hitungan jari di tiap sekolah yang tidak ikut serta.
Kemanakah nilai-nilai kejujuran yang dari kecil ditanamkan oleh orang tua kita? Dari kecil kita tidak boleh berbohong kan?
Saya nggak habis pikir dengan cara instan macam ini, kenapa masih ada dan selalu ada bocoran soal tiap tahunnya. Mau diapakan negara Indonesia ini? Kalau nanti nilainya muncul di Ijazah, kemudian dipakai untuk mendaftar Universitas, mendaftar pekerjaan, dan apakah mereka tidak memikirkan jangka panjang? Bahwa nilai yang tertera itu diperoleh dengan cara yang tidak baik?
Astaghfirullahaladzim.... kalau memang saya salah mohon dikoreksi, tapi kalau memang begitu kenyataannya, ayolaah...sama-sama saling introspeksi diri. Percayalah pada diri kalian masing-masing. Orang tua sudah susah payah membiayai untuk Sekolah dan Les berbagai macam, tapi kalian masih percaya dengan kunci jawaban? Ahh..dimanakah hati nurani kalian?
Komentar