Ia tahu cara membesarkan hati

Ketika hidupmu tak sama dengan orang lain, rasa itu pasti muncul, penyakit hati, dengki, iri hati.
Saat kamu merasa ada orang yang lebih hebat dari kamu, kamu berusaha menjatuhkan, setidaknya menyainginya.
Saat yang lain mendapatkan materi yang berlimpah, sedangkan kamu "ya segini-gini aja"
Ketika orang lain memiliki jabatan, dan kamu "ya gini-gini ini aja"

Aku tahu persis rasanya. Aku paham betul perasaanmu.
Mengapa kamu bersikap seperti itu? Karena kau belum paham betul rasanya bersyukur.
Bersyukur itu pasrah, rela, ikhlas, ridho atas semua kehendak-Nya. Atas semua ikhtiar yang telah kau lakukan.
Seberapa besar kau berjuang, kau berupaya, hasil akhir tetap di tangan Yang Maha Kuasa
Doa yang engkau panjatkan, haturkan tiap pagi siang malam dan di sela aktivitasmu, akan selalu didengar, diakumulasi oleh jawaban. Jawaban itu tak harus langsung kepadamu, bisa kepada orang tuamu, atau saudaramu.

Kau tahu?
Aku pernah ada di posisimu, ketika kau telah berupaya namun hasil yang ada tak sesuai harapan, malahan kau dibandingkan dengan orang lain yang ternyata menurut mereka "lebih" di atasmu.
Aku menangis saat itu. Menangis "protes" atas apa yang telah terjadi. Namun setelah itu aku berpikir, untuk apa? Untuk apa aku menangisi kesuksesan orang dan ke"belum"suksesanku?
Lebih baik aku berdoa, berikhtiar, bahwa hidup tak berhenti sampai disini.
Ketika jabatan dan materi hanya imbalan atas kerja yang engkau upayakan.
Ikutilah kata hatimu, passion yang engkau punya. Insya Allah, itu akan menuntunmu ke arah kebahagiaan.
"Stay like a boss, don't listen other people statement and just follow your heart."
Selalu, beliau yang bisa membangkitkan semangat, membesarkan hati saya, agar kepercayaan diri dan harga diri itu menyatu kembali.
Terima kasih Ibu, I always love you.

090314

Komentar