Berbicara soal manusia, macam-macam perilakunya, kehidupannya. Kehidupan yang ada di sekitar kita menguji kepekaan, apakah kita bisa merasakan apa yang juga orang lain rasakan.
Pagi ini, saat saya sedang menyapu teras rumah, tiba-tiba lewatlah seorang nenek yang sudah berusia 70-80an tahun masuk ke teras rumah sambil menawarkan kue yang ia jajakan. Dengan bahasa Jawa halus yang dia bawakan, ia menawari saya untuk membeli kuenya. Beberapa kali saya menolak, "Tidak, terima kasih nek..." dengan bahasa Jawa juga, tapi beliau terus berupaya meyakinkanku sambil menyunggingkan senyum di balik raut mukanya yang telah dimakan usia.
Tak kuasa menolak, saya mengambil beberapa kue yang harganya 600 rupiah per bijinya. Saya tak ingin mengambil terlalu banyak, takut tidak ada yang makan, karena di rumah hanya ada saya dan Bapak serta 2 karyawan. Setelah kuenya saya beli, nenek tersebut mengucapkan terima kasih tak henti-hentinya karena kue yang dijualnya tinggal sedikit lagi habis.
Ia menanyakan saya tinggal dengan siapa, dan rumah saya ini apa digunakan untuk Kantor juga. Beliau menawari saya untuk mampir suatu hari di rumah beliau, tidak jauh dari rumah saya.
Saya cuma menghela napas panjang ketika nenek itu pergi dengan hati riang, tampak di wajahnya keikhlasan yang sulit untuk dilukiskan. Punggungnya yang telah berubah bentuk, tidak menyurutkan semangatnya untuk hidup lebih baik. Lantas saya bertanya-tanya, dimana keluarganya? Kenapa membiarkan nenek serenta itu masih menjual kue sendiri? Rasanya trenyuh melihat kehidupan sosial semacam ini, menangis dan kembali termenung. Rasanya saya sangat bersyukur masih diberi kekuatan, kesehatan selagi muda untuk bisa membuat hal baik dan bermanfaat bagi setidaknya saya sendiri, lalu bagi orang di sekitar saya.
Ibu pernah berpesan pada saya untuk selalu menjaga hati, tidak iri dan dengki pada kehidupan orang. Kehidupanmu ya kehidupanmu, tidak perlu dengki dengan apa yang dimiliki orang. Sifat keingintahuan yang menibulkan iri dan dengki itu ibarat "Api membakar kayu," hatimu akan digerogoti dan hilanglah rasa bersyukur yang kamu punya. Alangkah lebih baiknya jika tidak seperti peribahasa di atas.
Anyway, let's enjoy our life. Jangan penuhi harimu dengan rutinitas yang menjemukan dan membuatmu stres dan tertekan.
Komentar