Pada
masa sekarang, dimana akun sosial media pasti dimiliki oleh semua orang, tidak
sulit untuk kita menemukan ungkapan perasaan seseorang. Berbeda dengan jaman
dahulu, dimana seseorang hanya bercerita dengan teman atau mungkin diary/catatan
harian mereka sendiri. Mereka merasa aman dengan hanya bercerita lewat media
itu, bukan dengan sosial media yang bisa diketahui orang banyak. Benar-benar
jaman yang sudah terbalik, memang.
Saya
merasa senang jika melihat teman saya berbagi kebahagiaan di sosial media.
Misalnya mengetahui momen wisuda teman, ulang tahun, pernikahan, dan banyak
momen bahagia lain. Saya senang memberi tanda “like” untuk postingan-postingan
mereka untuk sekedar mikut serta merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan. Namun
ada kalanya saya merasa bahwa kebahagiaan itu seperti dibuat-buat, kenapa
dibuat-buat?
Saya
juga sering menemukan beberapa orang yang merasa bahwa dirinya di suatu hari
menjadi orang yang paling berbahagia di dunia ini, tapi di satu hari lagi
merasa menajdi orang paling tersedih dan tercelaka di dunia ini. Langsung saja
saya studi kasus ya. Pernahkah kalian melihat postingan salah satu teman yang
saat ini masih pacaran, dan saat sedang mesra-mesranya mengupload foto bersama,
kemudian pamer hadiah yang diberikan oleh pacarnya, merasa orang yang paling
terberuntung di dunia ini. Saya senang saja melihat teman berbahagia semacam
ini. Tapi kalau terlalu berlebihan, tentu saja menyebabkan orang lain merasa “annoyed”.
Saya ga habis pikir, kenapa ya orang sekarang kayanya ga bisa hidup tanpa pamer
di media sosial? Memang sih, itu hak setiap orang untuk mengeluarkan pendapat,
atau mengekspresikan yang ia rasakan. Namun, jika itu terus menerus dan
berulang-ulang, yang ada orang lain akan merasa risih dan mempertanyakan, “Are
you really happy?” Karena sebenarnya kebahagiaan itu tidak untuk selalu
ditunjukkan, kebahagiaan itu untuk dirasakan dalam diri masing-masing. Spread
joy bukan dengan pamer setiap waktu, tapi dengan berbagi inspirasi yang bisa
memacu semangat orang lain juga menjadi lebih baik.
Pesan
saya, kalau memang anda sedang bahagia, itu wajar dan sah-sah saja jika
mengekspresikan dalam media sosial. Namun intensitasnya sebaiknya sewajarnya,
tidak setiap menit atau jam posting.
Komentar