Menjemput fantasi masa kecil

Saya beruntung lahir di era 90-an dimana saya bisa menikmati bacaan dan film bermutu yang bisa membangun imajinasi yang mendidik. Salah satu bacaan yang sangat booming saat itu ialah Harry Potter. Berawal dari novel setebal ratusan halaman, imajinasi mengenai dunia sihir mulai berkelana. Membayangkan bagaimana sekolah Hogwarts dan mantra-mantra berkeliaran di sekitarnya. Entah kenapa, saya mulai menyukai bangunan-bangunan tua di Eropa yang menyimpan banyak rahasia sejarah.

Film Harry Potter menampilkan banyak setting tempat menakjubkan. Mulai dari rumah keluarga Dudley, Stasiun King's Cross, sekolah Hogwarts, Desa Hogsmeade, Diagon Alley, Bank Gringott's, dan banyak lagi. Tempat-tempat yang digunakan untuk pengambilan gambar itu tentunya terletak di negara Inggris. Beberapa artikel yang saya baca menyebutkan seperti tempat New College Oxford University yang digunakan untuk pengambilan gambar Harry Potter pertama kali menunggangi sapu terbang. Oxford University adalah salah satu Universitas terbaik di dunia, siapa pun mendambakan untuk bisa belajar disana, termasuk saya. Kagum rasanya dengan Universitas yang sudah berdiri sejak tahun 1379 ini, banyak ilmuwan besar yang dilahirkan dari sini. Hanya melihat dari foto-foto saja rasanya sudah sangat senang, apalagi bisa berkunjung langsung. Hebat ya salah satu artis Indonesia yang juga idola saya, Maudy Ayunda, bisa diterima di Universitas tersebut.
Tempat selanjutnya ialah Alnwick Castle yang digambarkan sebagai tampak depan sekolah Hogwarts. Kastil tua yang gagah itu seperti menyimpan misteri besar, sangat cocok menggambarkan betapa misteriusnya sekolah sihir yang hebat seperti Hogwarts. Ada juga Bodleian Library yang merupakan perpustakaan utama di Oxford University dan yang kedua terbesar di Inggris, ini digunakan untuk pengambilan gambar saat Harry, Ron dan Hermione belajar di perpustakaan Hogwarts. Buku yang berjajar penuh dari atas ke bawah, buku tua yang menyimpan rahasia besar tentang sihir, rasanya sangat menyenangkan jika bisa berada di antara buku-buku tersebut.
Leadenhall Market ini digunakan untuk pengambilan gambar Diagon Alley dan The Leaky Cauldron, yang merupakan tempat perbelanjaan oleh para penyihir. Mulai dari buku-buku ajaib, hewan peliharaan, tongkat sihir, hingga alat-alat sihir lainnya dijual disini. Lorong-lorong di sekolah Hogwarts ternyata merupakan bagian dari bangunan Durham Cathedral yang sudah dibangun sejak tahun 1093. Lorong dengan penerangan sedikit dan dingin itu mempertahankan karya arsitektur khas Normandia yang klasik. Pada saat Harry Potter terbang dengan sapu terbangnya, terlihat pemandangan dari atas kota London seperti Big Ben, London Eye dan Buckingham Palace. Kalau lihat Buckingham Palace, rasanya saya seperti ada di mesin waktu dimana ada prajurit berbaju merah dengan topi tinggi berbaris, ditambah megah dan klasik sekali arsitekturnya. Sampai-sampai kemarin saat berkunjung ke Museum Angkut yang ada di Batu, saya menyempatkan diri foto di depan miniatur Buckingham Palace, biar serasa ada di Inggris. Rasanya ingin sekali bisa bertemu dengan Ratu Elizabeth II, Pangeran William, Kate Middleton dan Prince George yang lucu.

Miniatur Bungckingham Palace

Bangunan terakhir yang membuat saya semakin penasaran dengan Inggris ialah King's Cross Station. King’s Cross Station berada di pusat kota London, dibangun pada tahun 1852. Menurut orang-orang yang pernah berkunjung ke sana, ternyata platform 9 3/4 masih ada di Stasiun ini, dimana Harry Potter dapat menembus dinding menuju kereta yang mengantarnya ke Hogwarts. Benar-benar mahakarya dari JK Rowling yang sangat fantastis, saya menyebutnya maha karya karena dari kisah Harry Potter tersebut saya bercita-cita bisa keliling dunia dengan menulis.

United Kingdom (UK) memang menyimpan banyak sekali sejarah bangunan dan arsitektur, itulah yang jadi alasan saya ingin pergi ke UK suatu hari. Semoga saja fantasi masa kecil saya bisa kesampaian ya...


Komentar