Sabtu, tanggal 28 Juni lalu saya berkesempatan ikut kampanye pasangan Capres dan Cawapres nomer urut 2, Jokowi-JK yang bertempat di Gelora 10 Nopember atau Gelora Tambaksari. Baru masuk, barisan Polisi yang masih muda-muda dna keliatan baru lulus dari pendidikannya udah menghadang saya, well sejujurnya saya agak ilfeel dengan polisi karena beberapa kali ditilang waktu naik motor. Padahal saya pernah magang dan belajar di Kepolisian dan beberapa kali berurusan dengan psikotes kepolisian, tapi tetap aja stigma negatif tentang polisi masih menancap kuat di sanubari *eaaak lebay.
Saya bersyukur sekali negara Indonesia diberi kebebasan untuk mengutarakan pemikirannya dan mendapatkan akses informasi dari luar secara mudah. Berbeda dengan negara Korea Utara yang penduduknya masih di bawah tirani kolot pemerintahannya. Iya saya sebut di bawah tirani kolot, coba aja search di internet bagaimana pemerintahan Korea Utara mengatur penduduknya sedemikian rupa dalam segala aspek kehidupan.
Anyway, saya yang datang bersama Ibu dan relawan Jokowi-JK ini seneng bisa berada di satu panggung dengan Walikota Surabaya, Bu Risma dan Guruh Soekarno Putra yang anak dari Proklamator Ir Soekarno. Mereka menyampaikan orasi di depan pendukung Jokowi-JK. Ada juga band Slank yang membuat acara semakin meriah dengan lagu-lagunya yang legendaris dan Opie Andaresta. Para Slankers ini rela berdesakan sambil mengibarkan bendera Slank saat Slank tampil. Benar-benar fans sejati deh. Ada yang dibela-belain datang dari kota Tuban, Pasuruan, Mojokerto, Tulungagung demi menonton idolanya secara gratis. Namun di tengah riuhnya acara, ada yang bikin ricuh. Tapi tidak mengganggu berlangsungnya acara, karena si biang kerok ini segera dikeluarkan dari kumpulan massa. Baju yang dia pakai sobek di bagian belakang dan polisi mengusirnya dengan kasar (iya kasar, karena saya baru melihat Polisi mengeluarkan kata-kata kasar berbahasa Suroboyo-an untuk mengusir remaja itu). Tapi, saya memaklumi karena kalo nggak pake kata kasar mereka juga pasti nggak nurut. Untuk mengusung kesan tegas, ya pasti dengan nada membentak akhirnya yang keluar.
Salah satu larangan dalam kampanye adalah mengikutsertakan anak-anak ikut berkampanye. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, kebanyakan anak-anak yang masih di bawah 17 tahun diajak ikut serta oleh orang tua mereka. Alibinya sih untuk hiburan gratis sekaligus ingin lihat langsung seperti apa sih rupa secara fisik capres pilihan mereka.
Hal seperti ini tentu mendatangkan berkah rezeki bagi sebagian pedagang yang menjajakan makanan dan minuman. Tengok saja, banyak sekali penjaja makanan yang laris manis di tempat ramai seperti ini.
Di tengah riuhnya kampanye, ada juga yang bisa tiduran sambil baca koran, keep calm ya Pak! :D Nah cuaca yang emang saat itu sedang panas-panasnya, banyak pendukung yang memilih berada di tempat teduh dan nggak mau disuruh ke depan panggung. Padahal Bu Risma udah teriak-teriak meminta mereka berada di depan panggung, alhasil lumayan lah depan panggung rame apalagi waktu Slank mulai main.
Banyak hal menarik lain yang saya observasi dari sini. Meskipun Capres yang dinanti-nanti baru datang menjelang Maghrib, tapi para pendukung masih tetap semangat menantikan Pak Jokowi yang memang baru safari dari Blitar dan Jombang. Beliau hanya berorasi singkat karena emang pasti capek banget. Meskipun saya belum kenal betul siapa beliau, tapi saya yakin beliau ini orang yang nggak neko-neko dan 'njawani' banget. Dari penampilannya kemarin seperti biasa pakai baju kotak-kotak, celana warna hitam, sepatu yang nggak bagus-bagus amat, tanpa asesoris apapun kecuali cincin nikah, dan wajah yang Jawa banget. Saya berharap banyak pada beliau bisa memberikan perubahan yang berarti bagi bangsa ini. Mengingat rekam jejak beliau yang memang dari rakyat sipil, bukan keluarga pejabat, dan merintis kesuksesannya benar-benar dari nol. Saya lebih percaya dengan pengalaman beliau dalam memimpin bangsa ini, karena sebagai warga negara yang baik, kita pun harus berpolitik dengan baik pula. Ikut turun tangan dalam aksi nyata.
Salam dua jari \||/ :)
Komentar