Kami
sebanyak 34 orang di kelas Klinis sedang dilanda kegalauan luar biasa karena
harus mengerjakan berbagai laporan dan juga harus kuliah kemagisteran. Iya
kalau laporan itu datanya udah lengkap ga masalah, nah ini datanya masih belum
lengkap karena kami masih meraba-raba interpretasi dari setiap hasil tes dan
dikaitkan dengan kasus berdasarkan dengan 5 pendekatan psikologi. Kalau
ditotal, kami harus mengerjakan 10 laporan (lagi) dalam 1 minggu ini.
Subhanallah....walhamdulillah.....
Ada
berbagai kejadian lucu di kelas, apa lagi kalau nggak ketiduran di kelas, saya
juga sering kaya gini, apalagi kalau materinya benar-benar membuat ngantuk, dan
suara Dosennya bisa mengantarkan ke gelombang Alfa lalu ke Teta.
Ini
beberapa gambar yang diambil oleh teman saya namanya Imo di sela-sela
kuliah, sempet banget ni anak fotoin temen-temen yang lagi tidur.
Fyi,
yang lagi tiduran di lantai ini Ketua kelas kami, kasihan mungkin dia lelah
menghadapi kenyataan hidup ini.
Beberapa
kali kami ditegur sama Dosen karena ulah kami di kelas yang ga merhatiin Dosen tapi
malah ngerjain laporan lain. Memang itu ngawur banget, tapi mau gimana lagi,
waktunya mepet banget. Sempet ada temen yang cerita kalau dirinya merasa
mengerjakan Laporan itu, tapi rasanya kaya Mumi. Mumi? “Iya... aku bisa
ngerjakan laporan itu, selesai, tapi ga ada rasanya.” Alias hati kita belum
benar-benar disana, itu karena deadline yang sangat mepet. Beberapa udah ada
yang psikosomatis, kena maag, sakit kepala, migrain, mual, pandangan kabur, dan
otot tegang. Saya sendiri mulai merasakan kalau punggung saya mulai sakit.
Simtom ini biasanya muncul kalau saya lagi banyak tugas dan pikiran. Onsetnya
mulai muncul waktu saya kelas 3 SMA, dan kata Dokter hanya kurang minum air
putih. Tapi pas Kuliah, terutama semester 6-8, simtom ini sering banget muncul
dan parah banget waktu saya skripsi, sampai kalau duduk saya selalu awalnya
tegak lalu lama-lama mulai sakit dan ga bisa tegak lama-lama. Cara jitu untuk
mengurangi rasa sakitnya adalah pakai koyo’. Haahaha...emang agak primitif sih,
tapi lumayan ampuh daripada pijet kan? Meskipun tiap hari juga pasti masih aja muncul
simtom ini.
Kelas
Klinis memang berbeda dari Kelas lain, tugasnya bisa membuat kita bertumbuh
jadi pribadi yang bisa mengerti diri dan emosi masing-masing. Kita belajar
untuk diri kita sendiri, ya itulah psikologi.
Saya
suka banget memperhatikan Dosen-dosen saya terutama yang Profesor, melafalkan
kata psikologi dengan sangat halus dan fasih. Beliau-beliau mengatakan “psi”
seperti siulan halus “phsikologi” yang terdengar renyah di telinga. Asik banget
memperhatikan setiap kalimat yang terucap dari beliau-beliau ini. Dari
pelafalan saja sudah fasih dan enak didengar, apalagi ilmu mereka kan? Saya
juga seneng banget memperhatikan Dosen-dosen di sini yang sangat ber-manner dan well dressed dalam setiap kesempatan. Inner beauty-nya sangat terpancar, sehingga benar-benar terlihat
cantik luar dan dalam.
Someday
ya...saya pasti bisa menjadi perempuan yang “inspiring”
seperti itu.
Sebagai
penutup, ini foto saya sama sahabat saya di Mapro, orang pertama yang saya
kenal waktu masuk, mulai dari parkir motor kita sebelahan pas awal
masuk, eh ternyata sekarang malah deket banget. Kemarin aja pas saya lagi cari sarapan di penjual soto dekat kos, tiba-tiba ada yang manggil, eh nggak taunya anak ini, bener-bener satu frekuensi deh kita, padahal nggak janjian. Namanya Ela, kelahiran 1993, asalnya
Cilacap, cerdas banget dia nih. Udah saya anggap adek sendiri karena saya
berasa “momong” ini anak kalau di kelas dan di luar kelas. Sialnya dia seneng
banget panggil saya “Tante Yuyun” sedangkan saya manggil dia “Peni Rose” alias
“Maesaroh”. Kalau kemana-mana beberapa kali kami dikira kembar, padahal nggak
ada mirip-miripnya sama sekali... dia lebih cantik dan putih, tapi kesamaannya
badan kita sama-sama kecil. ><
Komentar