Salah
satu hal yang paling membahagiakan adalah kembali ke rumah, menikmati harimu
beristirahat dan bisa menghabiskan waktumu di tempat favoritmu. Tidak harus
besar, kecil namun nyaman. Rumahku adalah surgaku, baiti jannati.
Sejak
SMP, saya punya sebuah denah rumah yang ingin saya bangun nantinya.
Terinspirasi dari imajinasi liar yang lahir dari otak anak ababil. Iya, jaman dulu
seneng banget liat acara di TV yang judulnya Rumah Idaman, setiap Minggu jam 10
pagi. Ditambah kalau ke toko buku, pasti yang dilihat setelah deretan buku
novel adalah majalah arsitektur yang membahas tentang rumah.
Rencana
sesuai denah itu memang saya pingin membuat rumah dengan luas yang bisa buat
banyak orang. Yaaa namanya juga rencana... tentunya ada perpustakaan buat
menyimpan buku, ada ruang buat menikmati bintang di lantai atas, dan
ruang-ruang unik yang mungkin orang lain tidak terpikirkan.
Tapi
semakin kesini, saya realistis. Kalau rumah seluas itu mungkin susah
didapatkan, dan susah untuk dibangun jika memang kondisinya belum settle. Jadi,
saya udah ada ide baru tentang rumah sederhana yang mungkin bisa diwujudkan
kalau nanti sudah berkeluarga. Semoga ya, semoga...Aminn..
Anyway,
ini denah rumah yang dibuat oleh seorang arsitek lulusan Universitas Brawijaya.
Beliau ini salah satu inspirator saya buat berkarya, karena karyanya memang
unik-unik. Ini adalah denah untuk sebuah ukuran rumah di apartemen.
Dan
ini ada sebuah ide unik, jadi pintunya dibuat berlapis. Anak punya pintu tersendiri
buat dia masuk sesuai dengan tinggi badannya. Lucu ya?
Komentar