Bulan
penutup tahun dan penutup semester. Tanggal 21 dan 23 besok ini saya akan menghadapi
tes keprofesian di blok terakhir semester 1. Rasanya waktu cepat sekali berlalu
ya. Ketika saya datang ke Yogya 5 Agustus lalu, dan sekarang sudah 5 bulan
berlalu, hampir 6 bulan – tanpa pulang ke Surabaya. Melihat bulan Desember pada
tahun lalu saya masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan meskipun masih
terikat di beberapa proyek. Hal itu menjadi kenangan tersendiri, apalagi saat
itu masih dilanda galau-galaunya karena suatu hal yang saat ini sudah bisa saya
terima dengan ikhlas.
Semester
ini menjadi proses saya, titik balik kepada kehidupan yang memang saya
inginkan. Di tempat ini saya belajar, suka duka, berbagi kebahagiaan dan
kesedihan dalam setiap momen hidup. Memang belum semuanya, tapi ini sudah
menjadi bagian indah tersendiri dalam hidup saya yang akan selalu saya kenang. Nikmati
saja prosesnya, meskipun berat. Seberat apapun itu, ada Allah yang akan selalu di
sampingmu. Tidak ada yang salah di dunia ini, semua sudah berada tepat pada
proprsinya.
Meskipun
terkadang rasa inferior itu muncul, segera saya tepis, saya ada disini karena
kehendak-Nya. Sesungguhnya orang inferior itu adalah orang paling sombong, ia merendahkan
kemampuan yang Allah berikan kepada dirinya, padahal dia bisa (Mbak Idei,
2014). Tidak mudah berproses untuk menjadi seseorang yang bisa spontan, seperti
yang selama ini ada di harapan. Saya harus menerima kekurangan diri apa adanya,
tanpa excuse berlebih seperti dulu
jaman S1. Saya menjadi sadar bahwa hidupku bukan hanya untukku, tapi juga untuk
orang-orang di sekitarku. You were born because
you are going to be important to someone. Seperti kata-kata dari Carl Rogers,
penerimaan diri adalah menerima segala kekurangan dan kelebihan diri kemudian
bisa mengintegrasikannya agar menjadi orang yang bisa berfungsi secara penuh. Saya
menerima kekurangan diri, sifat-sifat yang menurut norma tidak sesuai – saya punya
itu. Saya menerima bahwa masa lalu menjadi hal yang membentuk saya seperti
sekarang ini. saya menerima perasaan-perasaan sakit hati yang pernah saya
alami. Saya pun menerima emosi-emosi positif diri saya yang selalu muncul untuk
membuat saya tenang. Saya berharap mulai Desember ini saya bisa menerapkan live with no excuses and love with no regrets.
Buang jauh-jauh complaining to God and to
others, karena apapun yang dilakukan sekarang adalah pilihanmu. Saya nggak akan seperti lagunya Taylor Swift, “Back to December”, karena Desember 4
tahun lalu itu adalah masa lalu yang sudah saya tinggalkan. I live here and
now. Ayun yang sekarang berbeda dengan Ayun 4 tahun lalu, 3 tahun lalu, tentu
saja saya sekarang 22 tahun dan akan menjadi 23 tahun. So, I think life is easier when you’re not complaining, worrying or
stressing about dull things. Enjoy
your life!
Komentar