Alhamdulillahirobbil alamin....
Akhirnya Exit Test di semester ini telah terlewati. Dimulai dari ujian terapi
kelompok yang pake acara ricuh jadwal. Tapi selalu Allah memberikan jalan bagi
saya dan teman-teman di terapi kelompok, ada hikmah yang bisa diambil yaitu
saya yang dapat giliran pertama justru lebih
lega dan ga harus pusing ganti-ganti lagi di jadwal berikutnya, sehingga saya
ga memberatkan klien. Iya meskipun pakai acara menunggu selama 3 jam karena
Dosen yang bersangkutan lupa kalau saya ujian lebih awal. Klien saya orang yang
sabar-sabar, sampai mereka rela telat kuliah dan cancel acaranya demi ikut
terapi kelompok saya. Terima kasih ya guys! But overall, Alhamdulillah....
Allah memberikan saya kemudahan menjalani ujian pertama tersebut.
Kemudian ujian selanjutnya ialah ujian
transpersonal. Dimana saya diminta oleh salah seorang teman untuk tukeran
jadwal. Awalnya saya nggak yakin, karena nunggu kabar dari klien saya apakah
bisa diajak tukeran, dan laporannya jelas belum jadi. Iya...as usual be a student, procrastination is
such a guilty pleasure. Tapi karena klien temen saya lagi sakit dan klien
saya free pada jam itu, ya sudah akhirnya saya maju ujian di malam hari. Dan
lagi-lagi Allah melimpahkan kasih sayangnya pada saya, saya dimudahkan dalam
ujian transpersonal ini. Saya belajar banyak tentang proses penemuan subkepribadian
dan peran-peran yang membuat diri saya menjadi lebih kaya. Masya Allah....
Ujian selanjutnya, jedanya lumayan
lama... yaitu ujian humanistik. Saya masih galau mau menggunakan pendekatan
terapi apa, karena klien saya memiliki beberapa masalah yang sama-sama penting
semua untuk diselesaikan. Tapi mau nggak mau harus ada hal yang difokuskan
untuk diselesaikan, sehingga pada saat ujian tersebut terapi yang saya gunakan
ialah terapi Gestalt dengan teknik empty
chair. Banyak hal juga yang saya temukan di sesi terapi ini, saya paham
bahwa saya harus lebih yakin dengan diri saya sendiri. Menjadi Psikolog Muda
adalah hal yang tidak mudah, jalan ini yang dipilih dan saya pasti bisa
melaluinya. Pendekatan humanistik memang pendekatan yang membuat saya jatuh cinta
lagi dan lagi....
Ujian selanjutnya ialah pendekatan
lanjut usia. Saya belum pernah menyentuhkan diri ke ranah lanjut usia
sebelumnya, meskipun saya memiliki 3 orang Mbah yang masih sehat wal afiat
hingga sekarang. Saya belajar banyak bahwa orang lanjut usia memiliki krisis
perkembangannya masing-masing. Saya tidak boleh gegabah dalam menentukan
diagnosis. Setiap orang memiliki krisisnya masing-masing, sebagai Psikolog yang
bisa dilakukan ialah dengan memfasilitasi klien dalam menyelesaikan krisisnya tersebut.
Iya, saya jadi paham bahwa saya mulai tertarik dengan pendekatan lanjut usia
dan mulai senang dengan segala hal tentang pendekatan ini.
Ujian terakhir ialah pendekatan
perilaku atau behavior. Pendekatan ini awalnya kurang saya minati karena sifatnya
yang sangat mekanistis, bahwa perilaku manusia muncul karena adanya stimulus
dan menghasilkan respon. Namun setelah mengenal lebih dalam dan mendalami kasus
klien, saya mulai tahu bahwa behavioral tidak semekanistis itu, bahwa
behavioral tidak sepraktis yang saya bayangkan. Behavioral punya prosedurnya
sendiri yang membuatnya menjadi menyenangkan. Saya mulai paham bahwa klien saya
memiliki hierarki A hingga Z dan ada cerita di balik kasusnya saat ini.
Lagi-lagi saya belajar hal baru....
Terima kasih ya Allah... telah
membantu saya dalam mengenali diri saya melalui berbagai proses... saya belajar
tentang diri sendiri dari orang lain, melalui mereka saya tahu dan menjadi
tahu.
Akhir semester akan segera tiba,
semoga Allah memberikan hasil yang terbaik bagi hamba-Nya yang selalu
bersemangat untuk belajar sedikit tentang ilmu-Nya ini. Aamiin ya robbal
alamin...
Forever and always :)
Komentar