Setelah
sekian lama tinggal di Yogyakarta, akhirnya saya nge-Mall juga. Kota Surabaya
yang sudah penuh dengan mall membuat saya malas pergi ke Mall di kota lain,
karena udah cukup puas dengan mall di Surabaya. Palingan isinya begitu itu,
gerai-gerai yang hampir sama. Akhirnya saya pun cuman beberapa kali mengunjungi
Mall di Yogya, bisa dihitung pakai jari. Kalau nggak yang penting-penting
banget, mengurungkan niat pergi ngeMall, mendingan ke Perpus. Cailah...padahal
ya nggak serajin itu sih, lebih milih tidur sebenernya.
Akhir
semester ini, setelah beberapa Exit test usai. Masih ada beberapa revisi untuk
laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis yang diminta oleh Dosen. Sebagai mahasiswa
yang baik dan terpuji, sudah selayaknya harus merevisi kan ya? Saya pun
merevisinya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Pas saya lagi nunggu
dosen yang bersangkutan selesai menguji sambil membawa laporan revisi, ada
salah satu teman saya yang nyamperin.
“Hai
Mbak Ayun.... ngapain?”
“Hai...ini
nunggu Bu N mau ngumpulin revisian....” jawab saya.
“Belum
keluar po yang ujian?”
“Belum...
iya ditunggu aja deh....” balas saya.
“Mbak
habis gini mau ngapain? Free nggak?” tanya temen saya yang bernama Mete ini.
“Kenapa
emang?”
Kemudian
datanglah Mbak Corey, “Yun udah jadi ngumpulin? Kok lama?” tanyanya.
“Iya
mbak...masih nunggu nih, bentar ya....” saya jawab gitu karena mbak Corey emang
nungguin saya buat ngerjain tugas kelompokan kita.
“Ohh
gitu....”
“Mbak
Corey....nonton yuks!” tiba-tiba Mete menyela.
“Eh
ayuk...ayuukk....” sahut mbak Corey bersemangat.
Nah
lo!
“Lah
mbak...tugas kita gimana?” saya terheran-heran.
“Bisa
lah Yun...bisa... itu tinggal dikit aja kok....”
Setelah
mengalami pergulatan batin antara mau dan tidak untuk nonton bareng temen-temen
sejawat ini, apalagi waktu tahu mereka ngajaknya di Mal Ambarukmo Plasa, saya
jadi mikir berkali-kali lipat. Tugas kitaaah kan belom selesai gengs...
><
Saya
pun bilang ke mereka kalau selama ini saya belum pernah lho ke Ambarukmo Plasa
alias Amplas, setelah 9 bulan tinggal di Yogya. Mereka ketawa, kemudian lihat
wajah saya yang datar mereka terus terdiam.
“Ya
makanya Mbak....ayo ke Amplas biar pernah....” ujar Mete. Sebenarnya tadi pagi
saya sempat membatin dalam diri, kayanya saya butuh nge-Mall deh, entahlah mau
ngapain, kalopun nggak beli sesuatu, seenggaknya windows shopping. Ternyata firasat eciee....emang namanya firasat
ya gitu itu, terbukti.
Kemudian
saya, mbak Corey, Mete bersama Kak Nur pergi ke Amplas. Jujugan pertama adalah
Studio XXI. Nggak tau mau nonton apa, kemudian ada beberapa pilihan film dan
akhirnya jatuhlah pilihan kami pada film Tomorrowland garapan Disney. Kalo film
Disney sih saya ayo-ayo aja...ketimbang film horor macam Insidious gitu. Saat lagi
diskusi, tiba-tiba kami dihampiri oleh 2 orang berwajah oriental, yang ternyata
teman mbak Corey. Mereka berdua adalah orang Korea yang sedang belajar di UGM
juga selama kurang lebih 1-2 tahun untuk belajar bahasa dan kebudayaan
Indonesia. Mereka mengenalkan diri mereka dengan nama Diana dan Kim. Lebih
gampangnya panggil saja Eonni dan Oppa. Kami ber-6 pun makan dulu di Pepper
Lunch, karena Kak Nur dan Mete lagi ngidam makanan dengan harga fantastis untuk
mahasiswa itu.
Karena
filmnya baru diputar jam 18:06 kami pun sholat maghrib dulu di masjid yang ada
di rooftop Amplas. Masjidnya bagus dan bersih, nyaman dibuat sholat. Setelahnya
dari masjid, kami jalan cepat kembali ke bioskop karena filmnya udah mau mulai,
pas saya lagi jalan di depan Kak Nur dan Mete, tiba-tiba mereka lari mendahului
saya trus bilang, “Daaah kak Ayuunn...” sambil ketawa-ketawa. Siaaal....
kejaaar mereka, kami kembali jadi state ego anak-anak karena lari-larian di
rooftop Amplas menuju bioskop. Kelakuan...kelakuan....
Btw,
intronya kepanjangan ya? Kan judulnya mau cerita tentang “Tomorrowland”. Film
ini menceritakan tentang Casey Newton yang merupakan gadis dengan cita-cita
tinggi. Ia memiliki Ayah yang ahli di bidang elektronika dan seorang Adik yang
sangat ingin tahu. Suatu hari Casey ditangkap oleh Polisi karena perilakunya
yang selalu ingin tahu dengan mengendap-endap di markas rahasia milik NASA. Saat ia
dipanggil oleh Polisi dan tasnya dikembalikan, ia menemukan sebuah pin kecil
dengan tulisan “T”, kemudian ia memegangnya. Casey merasakan dirinya ada di “dunia
lain” yang sangat berbeda dengannya, ia berada di tanah lapang dengan
perdu tinggi dan di depannya terdapat gedung-gedung yang menjulang tinggi. Ia terus
berjalan dan seperti menabrak sesuatu yang ternyata seseorang. Pin itu terlepas dari
genggamannya, seketika itu juga ia sadar bahwa ia berada di kantor polisi
lagi dengan kondisi orang-orang di sekitar yang memandanginya.
Casey
menjadi penasaran dengan pin tersebut. Ia mencobanya sekali lagi setelah pulang
ke rumah. Saat tengah malam di sebuah lapangan besar agar ia tidak tertabrak. Benar
saja, ia memegang pin tersebut sekali lagi dan ia benar-benar berada di dunia
yang benar-benar baru baginya. Casey takjub seklai dnegan pemandangan di dunia
itu, dimana segalanya serba canggih, semua orang memakai pakaian yang unik dan
kekinian, serba elektrik, kereta melayang, pesawat yang lalu lalang seperti motor, gedung-gedung
yang indah, dan serba modern. Namun baterai dari pin tersebut cepat sekali
habisnya dan Casey harus kembali ke dunia nyata. Casey pun mencari info di
internet mengenai asal usul dari pin tersebut yang ternyata juga dijual di
sebuah toko mainan yang jauh dari tempat tinggalnya. Casey mencarinya hingga
kesana dengan berbohong kepada Ayahnya bahwa ia pergi berkemah.
Saat
Casey sampai di toko mainan tersebut, ternyata nyawanya terancam. Pemilik toko
itu menginginkan Casey, dan saat itu pula muncul seorang anak perempuan bernama
Athena yang diperankan oleh Raffey Casidy menyelamatkan Casey. Diketahui ternyata
pemilik toko itu adalah mata-mata dari dunia yang pernah dikunjungi Casey tersebut.
Athena membawa Casey pada seseorang bernama Frank Walker. Selama perjalanan
Casey sangat heran dengan Athena karena meskipun kecil, ia bisa menyetir selama
berjam-jam dan kekuatannya luar biasa, ia bukan manusia biasa. Sesampainya di
rumah Frank Walker, Casey sempat ditolak untuk masuk ke rumahnya dan harus
menemui anjing hologram yang menyalak kepadanya. Namun Casey tidak kehabisan
ide, ia bisa menyelinap masuk ke dalam rumah Frank Walker dan menemukan fakta
bahwa Frank juga memiliki pin dan pernah singgah ke dunia yang pernah Casey
kunjungi.
Cerita
pun bergulir seru dari sini, dimana Frank yang saat ini sudah menjadi pria
dewasa, dulu sempat mengalami perasaan cinta kepada Athena yang hingga saat ini
masih seusianya dulu. Athena adalah robot, dan ia diciptakan tidak memiliki
perasaan. Ia menjalankan apa yang sudah diprogramkan saja. Frank Walker sudah
bertahun-tahun hidup menyendiri dan membuat perlindungan sangat lengkap untuk
rumahnya. Ia mengetahui bahwa dunia pada nantinya akan hancur dan mengalami
kemunduran, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa. Athena mengajak Frank untuk
membuat perubahan dengan cara menyelamatkan dunia saat ini. Mereka menaiki
mesin waktu dan melalui gerbang dari Menara Eiffel, menuju ke Tomorrowland yang
saat ini tidak terurus.
Film sci-fi Hollywood ini patut sekali ditonton oleh anak-anak hingga dewasa
karena mengajarkan tentang nilai-nilai patriotisme, keberanian, dan cinta
lingkungan. Jika kita tidak ingin di masa depan terjadi bencana, maka sudah
sepatutnya kita harus menjaga lingkungan mulai sekarang. Bagaimana pun caranya,
dari hal sekecil apapun. Di akhir cerita, para ranger dari Tomorrowland
kemudian menaruh pin bergambar “T” ke orang-orang yang dinilai memiliki
keberanian dan ketangguhan untuk membuat perubahan di sekitarnya, mulai dari
tukang kebun hingga Dokter. Inspiratif banget lah! Kalau penasaran silahkan
ditonton sendiri ya filmnya...
Jadi pengen punya pin ini >< harusnya Psikolog juga dikasih tuh...
Komentar