Ramadhan
tahun ini, sungguh berlalu begitu cepat. Tidak terasa 30 hari yang datang
setahun sekali ini sudah berada di ujung. Rasa senang menyambut hari kemenangan
bagi umat Muslim, namun sedih karena sudah akan berpisah dengan Ramadhan. Tidak
banyak yang bisa diperbuat, dalam kuantitas ibadah pun saya merasa masih kurang
dan belum maksimal. Tapi ini sudah jalannya... mau kembali juga tidak mungkin.
Setidaknya, Alhamdulillah sudah bisa mengkhatamkan Al-Qur’an, memahami
tafsirnya sedikit-sedikit, dan berusaha shalat tarawih tepat waktu. Allah Maha
Tahu, Allah Maha Bijaksana atas segala yang dilakukan umat-Nya.
Ramadhan
ini memberikan saya banyak pelajaran kehidupan. Menjalani segala cerita yang
telah diagriskan dengan ikhlas, rela, ridho. Allah memberikan apa yang
dibutuhkan makhluk-Nya. Saya tidak pernah meminta untuk bisa berada di tempat
ini, Puskesmas yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tapi Allah
menempatkan saya disini, berada di tengah lingkungan orang kesehatan yang
melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Melihat bagaimana fenomena sosial
menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak pernah saya temui sebelumnya. Belajar?
Sangat.... saya banyak belajar dari fenomena sosial yang ada di masyarakat.
Banyak hal yang membuat wawasan saya menjadi terbuka. Bahwa ibadah tidak hanya
hablumminallah - manusia dengan Allah. Namun juga hablumminannas – manusia
dengan sesama manusia. Salah satu caranya, melayani kebutuhan kesehatan jiwa
masyarakat sebagaimana profesi yang saat ini mulai saya rintis.
Ramadhan
ini, selain berpuasa dan meningkatkan ibadah kepada Allah, berharap hanya
kepada Allah, dan juga berbuat baik dengan sesama manusia apapun golongan,
warna kulit, sukunya, agamanya. Allah tidak pernah membatasi Muslim untuk
berbuat baik dengan melihat perbedaan.
Segala
hal yang sudah terjadi selama Ramadhan ini, semoga bisa menjadi bekal bagi
kehidupan ke depan, supaya lebih bijaksana. Mengamalkan apa isi kandungan
Al-Qur’an, tidak sekedar membacanya. Memahami manusia lebih mendalam, memahami
esensi dari beragama, bahwa sejatinya manusia hidup di dunia “hanya numpang
minum”. Tidak lebih dari mencari bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Bahwa
hari akhir itu pasti ada, seperti tercantum di surat Al-Waqi’ah bahwa hari
akhir dengan segala kekausaan Allah akan ditampakkan pada saat itu, yang tidak
seorang pun tahu kecuali hanya Allah.
Sebagai
makhluk ciptaan-Nya, saya hanya bisa berharap semoga Allah memberikan
kesempatan untuk mempertemukan dengan Ramadhan di tahun depan, hingga beberapa
tahun ke depan dimana denyut nadi masih diizinkan untuk menyebut asma-Nya dan
hembusan nafas hanya untuk memuji kebesaran-Nya.
Aamin
ya robbal Alamin....
Selamat
Hari Raya Idul Fitri...
NB:
menurut tanggalan hijriah, hari ini adalah hari lahir saya yang ke-24 tahun.
Malam ini saya akan menikmati malam takbir di balik jendela kaca Bis
Yogya-Surabaya. Alhamdulillah...
Komentar