Dari mana datangnya cemas? Ya dari berpikir negatif, baik tentang masa lalu, masa sekarang dan masa datang. Bagi sebagian besar orang, cemas merupakan hal yang sangat mengganggu hingga tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Terlebih karena adanya cemas tersebut, ia makin merasa tidak tertolong (helplessness). Bingung? Iya... saya juga. Mau dijelaskan tentang hubungan pikiran, perasaan dan perilaku, juga ujung-ujungnya dia rasionalisasi. Lantas bagaimana?
Beberapa waktu terakhir, saya dapat banyak cerita dari klien-klien yang mengeluhkan tentang cemas dan tak bisa mengatur waktu dengan baik. Dalam hati saya merasa "Jleb!" karena saya juga sealiran dengan mereka, kadangkala 😁😁😁. Untuk satu dan lain hal, memang kecemasan itu hal yang wajar, tapi apabila kecemasan itu dirasakan hampir sepanjang waktu maka itu menjadi tidak wajar. Rata-rata dari mereka mengatakan tentang cemas menghadapi ujian (baik Unas maupun SBMPTN). Cemas akan kesulitan menjawab soal, cemas tentang pilihan jurusan, hingga cemas akan kegagalan -- yang notabene itu semua belum tentu terjadi.
Itulah berkahnya jadi manusia, dengan kecemasan ia bisa mengantisipasi kegagalan. Dengan adanya cemas ini maka akhirnya ada usaha agar kegagalan itu tidak terjadi, dengan mengupayakan segala hal yang bisa membuat berhasil. Meski terkadang, akhirnya yang terjadi malah ia tidak melakukan apapun karena sibuk memikirkan cemas cemas dan cemasnya saja. Sehingga hal yang dilakukan adalah "nothing" alias berdiam diri.
Karena saya pernah berada di fase itu, jadi saya merefleksikan pikiran dari klien ini dengan mengatakan, "Karena terlalu banyak mikir ya?" Mereka cuma nyengir, dan berkata lirih, "Iya"
Nah.
Ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa orang-orang yang terlalu banyak mikir dalam konteks ini cemas, cenderung perfeksionis dan hal itu memicu datangnya depresi lebih besar. Ketiga hal ini saling berkaitan dan terserah mau diputus atau tidak. Kuncinya ya mau dan yakin.
Dari sini, bisa ditarik suatu garis kesimpulan bahwa untuk membuat kecemasan itu tak lagi dominan dalam hidup, ya dengan cara nggak usah dipikir nemen-nemen, gengs! Kalo mau menghindari gagal, ya udah just do it aja! Pemikiran dan pertimbangan itu sangat perlu, tapi itu juga ga harus yang lama-lama banget sampe hari H malah nggak ngapa-ngapain (ini pernah banget saya alami, karena saking kebanyakan mikir). Akhirnya yang terjadi ya menyesal, kenapa nggak kemarin-kemarin aja gerak, kenapa nggak dari dulu aja ngelakuin A biar ga kaya gini kejadiannya dan cuma bisa nyesel.
Belajar dari pengalaman itu, mulai dari sekarang yuk coba hidup di masa ini. Udahlah, masa lalu ya udah terjadi nggak mungkin diubah. Udahlah, masa depan juga masih belum kejadian. Jadi, persiapkan sebaik-baiknya apa yang bisa dipersiapkan hari ini.
"To live in the present moment is a miracle. The miracle is not to walk on water. The miracle is to walk on the green earth in the present moment, to appreciate the peace and beauty that are available now." -Gobind Vashdev-
Gambar ilustrasi sengaja nggak nyambung, biar ngingetin ke para penggemar #songsongcouple bahwa mereka udah bahagia dan udah halal. Jadi, move on lah gengs... 😂😂💕💖💗
Komentar