Dunia tetap berputar pada porosnya



Semakin lama kita hidup, sudah semestinya kita tahu tentang kehidupan. Setiap hari yang kita lalui adalah waktu berharga yang diberikan Tuhan kepada kita. Setiap hari juga, selayaknya kebijaksanaan menjadi bertambah. Itulah mengapa, ada pepatah populer yang mengatakan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika kita mengarifi pepatah tersebut, kita termasuk orang yang percaya adanya harapan.

Setiap apa yang kita lakukan, tidak semua orang harus tahu dan harus mengapresiasinya. Itu adalah nilai bonus dari hal baik yang kita perbuat. Selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan hidup. Dimulai dari hal-hal kecil dalam hidup, misalnya menjadi pengendara yang baik di jalan dengan memberi kesempatan bagi pejalan kaki untuk menyeberang jalan meskipun di belakang kendaraan mengklakson ria, bersabar ketika lampu lalu lintas menunjukkan warna kuning kemudian berganti hijau dengan tidak mengklakson, dengan menunggu kendaraan di depan untuk jalan terlebih dulu, memberi kesempatan pengendara sepeda untuk berjalan duluan ketika di persimpangan. Saya berpikir, hal-hal sederhana macam itu saat ini sudah sangat langka ditemukan. Bahkan di jalanan yang selayaknya adalah milik umum, semua orang berlomba-lomba untuk menguasai jalan, mengedepankan kepentingannya, meluapkan keadidayaannya. Saya sungguh kesal dengan fenomena di jalan raya yang seperti ini. Meskipun saya orang Surabaya, yang banyak orang mengatakan “bonek”, tapi saya punya tata cara dalam hidup yang saya yakini akan membuat orang merasa nyaman.

Begitu juga dengan hal-hal sederhana lainnya, dengan mengatakan “Maaf” dan “Terima kasih” pada orang yang membantu kita dalam layanan umum. Misalnya ketika Juru Parkir selesai membantu kita mengarahkan kendaraan, selayaknya kita memberi upah barang 1000/2000, kemudian tidak lupa ucapkanlah “terima kasih” untuknya. Itu akan memberikan apresiasi dan kebanggan tersendiri pada juru parkir karena hasil kerjanya dihargai. Kadang kita lupa melakukan hal-hal sepele macam ini dalam masyarakat. Kita berdalih karena tidak semua juru parkir melakukan tugasnya dengan baik, terlepas dari itu semua saya rasa berbuat baik tidak harus karena orang lain sudah berbuat baik kepada kita, tapi kitalah yang memulainya.

Setuju atau tidak, banyak orang baik telah melakukan hal positif di dunia ini tanpa kita ketahui. Apakah kita tahu, bahwa di Bandung sana ada seseorang bernama Pak Sariban, 75 tahun, yang mendedikasikan dirinya untuk kebersihan di kota Bandung dengan menjadi petugas kebersihan tanpa tanda jasa. Itu ia lakukan dengan kecintaan luar biasa karena Bandung haruslah sesuai slogannya sebagai “kota kembang”. Berkat kecintaannya terhadap kebersihan, beliau menjadi inspirasi anak-anak muda kota Bandung. Hal tersebut terdengar hingga ke telinga walikota Bandung, Ridwan Kamil yang akhirnya memberikannya hadiah berupa naik haji ke tanah suci. Masya Allah....
Ada juga Pak Ponidi, seorang tuna netra beserta istrinya yang setiap hari menempuh rute Godean – Alun-Alun Kidul Yogyakarta untuk memijat. Memijat adalah pekerjaannya sejak muda, karena keahlian tersebut ia tekuni dengan sekolah memijat. Dengan mengalungkan tulisan di dadanya bahwa ia membuka jasa pijat, setiap harinya mereka bersabar menanti pelanggan. Ketika ada pelanggan, mereka memijat selama kurang lebih 1 jam untuk kemudian diberi upah seikhlasnya. Terkadang ada yang menipunya dengan memberi upah berupa uang 1000/2000 rupiah karena tahu bahwa mereka tidak dapat melihat. Astaghfirullah.... kok ya tega sekali... namun Pak Ponidi dan istri menjawab bahwa rejeki sudah ada yang mengatur, mereka menerimanya dengan ikhlas dan senang hati. Masya Allah... benar-benar trenyuh dengan perjuangan hidup mereka.

Kita juga tidak menyadari bahwa di belahan dunia lain, ratusan bahkan ribuan ilmuwan dan calon ilmuwan sedang melakukan penelitian pada bidang masing-masing. Di Yogyakarta sendiri yang memiliki berbagai Universitas dan jurusan, pasti memiliki puluhan ribu mahasiswa yang sedang berjuang untuk penelitiannya masing-masing. Penelitian itu dilakukan demi kemaslahatan bersama. Mereka berjuang dalam bidang masing-masing untuk memecahkan masalah di dunia ini. Berbekal ilmu yang dimiliki dan etika ilmiah, pekerjaan yang dilakukan ini tidak main-main. Baik itu skripsi, tesis, hingga disertasi dikerjakan dengan hati yang penuh.

Berbagai bentuk penelitian sedang dan telah dilakukan oleh para mahasiswa yang mengantarkan untuk meraih gelar sesuai derajat masing-masing. Bagaimanapun, berbagai penelitian itu akan membentuk sebuah pathway dalam keilmuan. Tidak ada hasil penelitian yang sia-sia. Tidak ada hasil penelitian yang tidak berguna. Tidak ada hasil penelitian “sampah”, karena semua hasil penelitian akan membentuk sebuah pengertian baru. Begitu juga dengan penelitian tesis yang sedang saya kerjakan sekarang ini. Kembali berkutat dengan buku-buku tebal berbahasa Inggris dan jurnal-jurnal ilmiah yang menjadi “camilan” sehari-hari. Pekerjaan yang saya kerjakan sekarang ini, tentu terlalu jauh jika dikatakan “mengubah dunia” karena saya sadar kemampuan dan kompetensi saya seberapa. Setidaknya, saya memiliki kontribusi dalam keilmiahan untuk memberikan perubahan positif pada kehidupan beberapa orang yang terlibat dalam penelitian saya. Ya, itulah harapan yang bisa saya panjatkan.

Apapun bentuk kebaikan yang kita lakukan, jangan terlalu berharap bahwa itu akan “mengubah dunia”, karena apapun yang kita lakukan tidak akan serta merta sanggup mengubah dunia. Dunia akan tetap berputar pada porosnya, setiap orang akan tetap sibuk dengan kepentingannya, apapun yang kita lakukan. Bahkan Presiden Jokowi pun yang pasti saat ini sedang berpikir tentang urusan negara, toh kita tetap menjalani kehidupan seperti biasa dan tidak begitu merasakan perubahan yang berarti. Bahkan seorang Barack Obama yang menjadi pemimpin negara Amerika Serikat yang katanya memiliki pengaruh besar di dunia, tidak akan mampu secara langsung memberikan perubahan pada kita yang masih berkutat dengan rute kampus-kostan di Indonesia ini.

Jadi, bagaimanapun pekerjaan kita lakukanlah dengan senang hati, mulailah dengan hati penuh bahwa itu akan memberikan pengaruh positif bagi diri sendiri dan keluarga serta teman-teman terdekat.




Have a nice day guys!

Komentar