Cerita kelam di balik pesona Danau Kaolin Bangka

Berkesempatan menjejakkan kaki di tanah Bangka Belitung adalah keberkahan yang tak bisa dihitung nilainya, sangat berharga. Berkunjung ke tanah yang berada satu propinsi dengan junjungan Laskar Pelangi selama kurang lebih seminggu kemarin, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru. Beberapa tempat yang menjadi destinasi wisata bagi kebanyakan turis lokal, ternyata menyimpan kisah pelik di masa lalunya. Salah satunya adalah danau indah bak negeri dongeng ini, Danau Kaolin.


Terletak di Desa Nibung, kecamatan Koba, Bangka Tengah Propinsi Bangka Belitung. Pemandangan yang memanjakan mata ini dulunya adalah mantan bekas galian kaolin (mineral aluminosilikat) yang kemudian ditinggalkan begitu saja. Tanpa ada reklamasi, tanpa ada upaya konservasi. Kaolin merupakan semacam tanah liat yang efektif untuk mengobati diare dan juga peradangan kulit tertentu. Kaolin tersusun dari material lempung yang mempunyai kandungan besi rendah umumnya berwarna putih. Manfaat utamanya ialah sebagai obat pereda diare ringan pada orang dewasa dan terkadang digunakan untuk mengobati bisul atau lecet sebagai campuran losion (Sumber: wikipedia.com). Kegunaan lainnya ialah sebagai bahan pembuat pasta gigi, kosmetik, karet kertas, plastik, dan lain-lain. 

Sebenarnya, tempat ini bukanlah sebuah danau. Bisa dikatakan bahwa cekungan yang berisi air berwarna biru dan hijau tosca nan cantik ini merupakan "luka" bagi bumi. Hasil kaolin yang dikeruk sedemikian rupa, kemudian dibiarkan dan terisi oleh air. Prosesnya pasti sungguh luar biasa hingga bisa menjadi "danau" yang menyerupai kawah putih di Jawa Barat. Satu hal yang membuat saya amazed adalah pemandangan yang ditawarkan disana begitu indah, perpaduan warna putih dengan warna biru dan hijau tosca serta langit yang mendung-mendung manja. Ditambah lagi, air di danau ini tidak berbahaya. Beberapa kali saya lihat anak-anak muda nyebur sesuka hati layaknya sedang menjadi host "My Trip My Adventure" bergantian. Meski memang, kita diharuskan berhati-hati saat melewati lekukan-lekukan di antara danau ini yang cukup rapuh. 

Memang dunia punya hukumnya sendiri. Ketika hasil bumi dikeruk sebegitunya, ada pengganti yang jauh lebih indah di masa ini. Ada baiknya belajar sejarah supaya kita tahu proses yang sudah dilewati hingga sampai di detik ini. Yang paling terpenting ialah hidup di masa sekarang, di saat ini, karena hidup hanya tersedia di masa ini.

Anyway, bagi yang sedang berkunjung ke Bangka, berkunjunglah ke tempat yang menyimpan keindahan sekaligus rahasia besar bagi penduduknya. Walaupun sebenarnya masih banyak galian bekas kaolin di Bangka, namun sepertinya hanya tempat ini yang diberi keindahan di atas rata-rata.

pemisah antara sisi biru dan hijau. Foto diperankan oleh putra daerah Bangka :P

sisi berwarna hijau tosca


 sisi berwarna biru

#visitbangka
#eksplorebangka

Komentar