Hari ke-24 di tahun yang baru. Memang sedikit terlambat untuk memulai, tapi semoga selanjutnya semakin istiqomah ya dalam menulis di blog ini, seperti tahun-tahun sebelumnya tentunya...
Postingan kali ini akan saya mulai dengan membahas hal yang menurut saya penting dan menarik. Here we go...
Satu hal yang
menjadikan Yogyakarta adalah kota istimewa, yaitu budaya dan semangat
belajarnya yang tanpa jeda. Di tiap sudut kota, terpajang koran dinding dengan
pembaca usia muda hingga tua, status ekonomi rendah hingga tinggi. Di
transjogja setiap harinya ada koran yang diperuntukkan untuk dibaca oleh
penumpang. Ditambah lagi setiap kali melihat para pelajar di Jogja, jarang
sekali saya temukan mereka berpakaian mini seperti kita lihat di sinetron TV.
Mereka masih terlihat polos walau dengan segala pengetahuan yang mereka punya.
Saya senang ketika
mendengar pelajar-pelajar berhasil meraih juara di olimpiade yang
diselenggarakan baik di tingkat dalam negeri maupun luar negeri. Mereka
memiliki motivasi yang tinggi dan daya saing yang nggak kalah dengan
pelajar-pelajar di luar negeri sana. Saya senang melihat para pelajar yang
berhasil membuat inovasi baru dan hasil karya mereka bermanfaat bagi
masyarakat. Saya senang melihat kreativitas para calon seniman yang sangat
berbakat bisa menampilkan hal-hal yang humoris namun tetap cerdas tanpa
kehilangan maknanya. Saya juga senang dengan berbagai kegiatan baca tulis yang
sering diadakan di Jogja.
Jogja itu layaknya
laboratorium untuk belajar hal apapun itu. Banyaknya universitas yang ada di
Jogja, mulai dari Universitas negeri hingga Universitas dan Institut yang
memfokuskan diri pada satu bidang keilmuan. Misalkan saja ada institut atau
sekolah tinggi fisioterapi, pertanian, ekonomi, kesenian, desain, bahkan
psikologi. Berbagai macam masyarakat komplit disini. Tingginya minat baca di
kalangan masyarakat Jogja, membuat banyak berdirinya Taman Baca. Kok saya bisa
bilang minat baca di Jogja tinggi? Iya memang sih saya tidak melakukan riset
khusus terkait minat baca ini, tapi hasil dari pengamatan selama hampir 3 tahun
tinggal di Jogja membuat saya melek akan adanya perbedaan antara kota Jogja
dengan lainnya.
Salah satu contohnya
adalah ketika saya naik bus TransJogja yang merupakan bus khusus di area kota
Yogyakarta. Pada pagi hari, disediakan koran di tempat duduk penumpang. Memang
tidak banyak, hanya 1 atau 2 koran. Tapi dengan adanya koran di situ, pastilah
orang merasa tertarik untuk membaca dan alhasil menambah wawasan mengenai
berita terkini yang akan menjadi bahan diskusi dengan orang lain. Itu satu
contoh kecil saja. Tidak sulit menemukan Taman Baca Yogyakarta, mulai dari
perpustakaan megah di daerah Ringroad, hingga Taman Baca yang swadaya dari
kelompok atau komunitas yang peduli dengan literasi.
Maka, tidak heran
jika Jogja dinobatkan sebagai kota pelajar dan budaya. Inilah kota yang menawarkan
kita untuk berkembang dan menjadi pembelajar di dalamnya. Bersatu dengan
berbagai elemen masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dengan
literasi di dalamnya. Semoga semangat ini menular kepada kota-kota lain di
Indonesia.
Komentar