Hingga detik ini
saya masih percaya akan kekuatan tulisan. Mungkin saya orang yang agak “kolot”,
masih bertahan dengan gaya tulisan yang gini-gini aja dari dulu. Nggak
berinovasi, tapi yaa memang saya merasa masih nyaman di zona ini. Kalo kita
lihat blogger macam Raditya Dika aja di usianya yang sekarang udah bisa bikin
berapa belas film berkat kemampuan menulisnya.
Hmm... hidup kan
pilihan.
Btw, sekarang lagi
tren nih orang bikin video blog yang isinya tentang keseharian mereka. Kalau
dulu medianya blog, sekarang medianya lewat youtube. Orang bisa secara visual
dan audio attracted oleh sang penyuguh konten. Kalau saya menilainya, itu hal
yang positif. Terlebih bapak Presiden kita bahkan juga nge-vlog tentang
kesehariannya. Itu bisa jadi inspirasi. Beliau nge-vlog nggak panjang-panjang,
paling durasinya sekitar 3-5 menit aja. Begitu juga dengan anaknya, Kaesang
yang juga suka upload vlog dengan konten bermacam-macam, dari kegiatan
sehari-hari, lucu-lucuan, hingga yang kemarin baru keluar video nyanyi nge-rap featuring Gamalawan tentang kondisi masa
kini.
Bermunculan juga
artis-artis yang ngevlog tentang keseharian mereka dengan keluarga dan
aktivitasnya. Seru sih bisa tahu tentang hal-hal yang selama ini mungkin ga
banyak diekspose. Tapi kembali lagi, tinggal kita bisa memfilter mana yang
bermanfaat atau nggak untuk diri kita sendiri. Tujuan kita apa menonton vlog,
sampai hikmah yang bisa diambil apa dari vlog itu? cie hikmah... berat amat
bahasanya. Tapi nggak juga loh kalau kita kembalikan ke manfaat buat kita
sendiri. Misalnya kalau saya sih lebih seneng dengan konten vlog yang isinya
ngasih informasi tentang suatu hal yang saya suka, kaya traveling, menulis,
kesehatan mental (dalam hal ini termasuk konten humor alias lucu-lucuan),
keluarga, pendidikan, dan info-info terkini.
Ada beberapa vlog yang
cukup rajin saya ikuti macam Raditya Dika, Pak Jokowi, Kaesang, Ayudya bing
Slamet – Ditto Percussion, Gita Savitri, Ernest, Gen Halilintar. Kalau yang
konten lucu-lucuan, yang sering ditonton macam Edho Zell, Skinny 24, LastDay
Production, Bayu Skak. Itu yang vlogger Indonesia. Tapi kalau vlogger luar
negeri...hmm... nggak ada ding, haha. Saya sukanya lihat video musik dari VEVO
dan video-video dari TEDTalks, itu bagus banget karena menebar pengetahuan dari
ribuan speakers dari luar negeri
tentang passion, pengalaman, hingga penelitian
mereka. Mulai dari hal-hal sepele seperti “Kenapa kita cenderung suka menunda-nunda
pekerjaan?”, “Gimana proses orang bisa jatuh cinta?”, hingga ngomongin tentang politik
dunia, nuklir dan DNA manusia. Sampai download aplikasinya di ponsel biar ga
ketinggalan info video terbaru mereka.
Meski begitu,
beberapa konten video dari vlogger di atas juga banyak yang nggak saya tonton
terutama kalau udah ngebahas kehidupan pribadi dan nggak berfaedah. Nggak
berfaedahnya kaya cuma buat lucu-lucuan. Ya ngapain gitu.. kurang bermanfaat
aja. Mending sekalian nontonin yang kontennya humor kan. Kaya bikin challenge-challenge yang aneh-aneh,
mulai dari makan samyang hingga nyeburin diri ke kolam renang. Hmm... itu
menurut saya nanggung humornya.. sekalian kalau mau bikin konten lucu-lucuan ya
sekalian bikin channel humor aja,
bukan challenge-challenge yang entah
dimana letak manfaatnya.
Yang jelas vlog
sekarang udah jadi jendela baru buat dunia informasi. Jendela baru untuk
bertukar pengetahuan. Sejauh ini masih positif selama kita ngikutin channel yang positif... kalau kita
ngikutinnya channel anak galau mah ya sama aja, jadinya juga galau dan ababil.
Makanya, balik lagi bagaimana kita bisa bijak memfilter channel yang positif dengan enggak. Semoga aja makin banyak yang
bikin vlog dengan tema bermanfaat, bukan yang isinya curahan hati dengan
nangis-nangis yang kemudian jadi tenar karena gaya hidupnya yang alay*eh.
Maksudnya semoga aja anak-anak muda sekarang makin kreatif bikin konten-konten
yang bermanfaat yang bisa menginspirasi banyak orang lagi di luar sana buat berkarya
sesuai minat mereka.
Jadi pilihannya mau
tetep ngeblog atau ngevlog, silahkan tentukan sendiri.
Komentar