MALAM RENUNGAN AIDS NUSANTARA 2010

Sebuah hari yang sangat tidak pantas untuk dilewatkan. Hari Selasa, 18 Mei 2010 merupakan hari dimana TEGAZS punya event besar yaitu ”Malam renungan AIDS Nusantara”.
Ketua pelaksananya adalah Pita. Dia mempersiapkan acara ini dengan caranya sendiri. Sebenarnya dia sedikit terpaksa melakukan hal ini, namun karena tuntutan akhirnya ia setuju menjadi Kapel dari acara besar ini.
Persiapan sudah dari 1 bulan yang lalu. Proposal sudah dinaikkan H-3 minggu. Namun ACC baru didapet H-5. dan dana baru turun saat siangnya. Betapa?
Nah, gimana kita ga kelabakan kalo gini caranya? Udah gitu SC-nya yaitu Mbak Polka dan Mas Akbar yang kadang sedikit emosional dalam menasehati kita. Hhhh....

Di sini saya kebagian sebagai Panitia sie Humas. Tugasnya hubungan dengan luar. Nah, dalam beberapa waktu ini saya yang nganterin Pita ke Rektorat, bolak balik nagih proposal dan lain-lain. Trus juga pernah mewakili Tegazs ke acara yang diadakan ama Diknas, KPA, Igama, Iwama, Wamarapa, dll.



Malam renungan akhirnya tiba. Di acara ini saya ditugasi sebagai Pembaca Doa penutup. Nah, acara Puncak disini adalah ’Malam renungan’, dimana kita semua merenungi kehidupan yang pernah kita perbuat, khususnya tentang korban-korban dari penyakit AIDS.

Dalam acara ini, Mas Izzi dan saya sebagai pengisi acara. Mas Izzi yang menyerukan renungan, dan saya sebagai pelengkap yaitu ’model amatiran’ yang sebagai objek renungan, yaitu ’korban AIDS’.

Buka topengmu!’
Jangan-jangan kamu hanya memakai topeng sebagai aktivis yang pura-pura peduli masalah ini!’
Jlep! Kata-kata ini menohok sekali. Saya merasa memang belum melakukan apa-apa dalam masalah ini. Namun saya mempunyai niat yang kuat untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa ini dengan cara memberantas HIV/AIDS.

Acara demi acara berlangsung dengan seru. Ada talkshow yang diisi oleh perwakilan Dinkes dan KPA Malang. Ada satu hal yang membuat acara seru adalah kedatangan para waria dari IWAMA dan WAMARAPA. Salah satunya bernama mbak Firu, yang mendeklamasikan pusi dengan gayanya sendiri. Sangat mengena, kami dibuat terpukau dengan ketaraktifannya. Salut deh buat mereka.... tahun depan ngisi acara lagi yaa....

Terus, ada hiburan berupa teater dari teman-teman gabungan Tegazs dan German dari UM yang mengena. Lalu kami semua mematikan lampu dan menyalakan lilin yang kemudian kami semua bersama-sama menyanyikan lagu ’you raise me up’, ’heal the world’, dan ’lilin-lilin kecil’. Seluruh panitia maju ke depan menyemarakkan acara nyanyi ini. Tapi pada awalnya nih, ada yang lucu... masa Cuma 3 orang aja yang maju, dikirain kita mau paduan suara apa di depan? Hahaha... yaitu Fiqih, mbak Arni dan saya. Hahaha... benar-benar hal konyol.

Acara renungan yang terpenting dan puncaknya. Mas Izzi dan Ayun mulai naik ke panggung. Awalnya grogi. Namun, setelah ada di panggung. Semuanya byar! Saya merasa percaya diri. Bahwa saya bisa dan Allah selalu berada di samping saya. Itu nasehat dari salah satu sahabat sebelum saya naik ke panggung. Semua orang menangis saat merenungi kata-kata yang dilontarkan mas Izzi. Gak kerasa, saya yang ada di panggung yang memang sedang berakting pun ikut pula meneteskan air mata. Akhir renungan ini, saya membaca doa tanpa mic. God job! Ternyata, suara saya bisa keras.

Setelah seluruh acara selesai. Para panitia berfoto-foto dan kenalan dengan yang lain. Saya terperangah dengan para Iwama. Mereka cantik-cantik. Apa rahasianya? Ternyata memang perawatannya harus sangat baik. Mereka punya salon yang memang berkaliber bagus.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. What? Malam ini! Saya sudah ditelpon Budhe jam 21.00 tadi, tapi karena amsih di panggung jadi ga mungkin diangkat, and argh! Pulsaku hanya tinggal 600 rupiah. Ga cukup untuk telpon rumah... akhirnya teman-teman dikumpulkan untuk rapat evaluasi. Ya Allah...udah capek gini... sebenarnya pengen langsung pulang, tapi kan saya bareng sama Pita akhirnya nungguin Bu Kapel. Di forum ini, awalnya SC mengutarakan kekecewaanya pada kita, namun akhirnya diingatkan oleh Sekum kalo kita semua ni sudah pada capek dan pastinya ga enak banget kalo udha capek, dijelek-jelekin pula. Akhirnya, emosi SC kembali stabil perlahan. Ya intinya, ini rapat evaluasi bagi kita semua yang jadi panitia.
Setelah puas semuanya, Pita selaku Kapel merasa dirinya nggak berguna dalam menjalankan amanah ini. Segera si Fiqih ngajak omong Pita tentang hal ini. Mereka berdua ngobrol 4 mata untuk merundingkan masalah kesalahpahaman ini.

Saya sendiri berpendapat bahwa acara ini berlangsung sukses. Bukti pertama, Undangan yang hadir lebih dari yang diperkirakan. Kedua, saat renungan yang diperkirakan kurang menarik ternyata sangat menarik dan semua hadirin merasa terketuk hatinya dengan ekspresi mereka masing-masing. Ketiga, perwakilan dari Dinkes dan KPA yang mengatakan bahwa tahun depan harus ada acara seperti ini lagi, karena sangat bagus.
Nah, itu baru 3 bukti dari saya, coba dari teman-teman panitia lain? Pita harusnya bangga dengan ini semua....
Meskipun sedikit terhibur, namun belum sepenuhnya Pita menerima ini dengan lapang dada. Masih ada seidkit ras aberslaha dalam hatinya.

Setelah acara beres-beres selesai, kami semua pulang. Saya menelepon Budhe dan ternyata sangat kemalaman kalau syaa pulang jam 23.00 ini, karena dekat rumaha da orang-orang nakal yang sangat membahayakan. Akhirnya, saya memutuskan untuk menginap di rumah Pita di Jl. Saxofone. Akhirnya, kita kesana, portal dibukakan oleh satpamnya karena udah kenal dnegan Pita. Setelah nyampe depan rumah, pager coba saya buka. Eh, ko ga bisa?
Teryata sodara-sodara, pager dikunci!
Oh bagus! Akhirnya kita ke pos satpam nyari solusi. Pak satpam pun ngasih solusi, gimana kalo kita manjat pager aja. Soalnya, kunci rumah udah dibawa ama Pita sendiri. Cuma kunci pager yang ga dia bawa.
Ya sudah, akhirnya kita ber-2 memanjat pagar di tengah malam. Hahaha... this is the silliest thing that I have done!
Gila! Benar-benar gila! Berdua ama Pita buka pintu rumah...
Eh tiba-tiba Fiqih dateng, dia niat ngerjain tugas statistika bareng. Heyaaa.... dia ga tau rupanya kita tadi habis manjat pager? Akhirnya dia juga manjat pager dan motornya dititipin di Pos satpam.
Sampe dalem rumah, Alhamdulillah air bisa nyala karena biasanya air di rumah Pita ini suka ga keluar.

Demi tugas statistika besok, akhirnya kami ber-3 nginep di rumah Pita. Padahal besok rabu masuk jam 7 pagi. Tengah malam, saya menerangkan pelajaran statistika ke Pita dan Fiqih, setelah itu saya tinggal tidur deh! Hahaha.... ngantuk berat!

Pagi-pagi jam 5.15 kami naek pager dan kembali ke rumah untuk siap-siap kuliah. Thanks God, for yeseterday!
Saya telah belajar banayka tentang pertemanan, persaudaraan, persahabatan, perjuangan, kesolidan, dan banyak lagi. Thankso God!

Komentar