FREEDOM WRITERS

Halo…halo… bertemu lagi dengan tulisan-tulisan unik bin ajaib milik saya. Sedang ingin memposting tulisan yang lebih intelektual. Hmm… let’s see… ini analisis dari Film berjudul Freedom Writers.

FREEDOM WRITERS
dan TEORI BELAJAR B.F SKINNER

Film ini diangkat dari Buku Harian murid-murid ruang 203 Woodrow Wilson High School, dimana kekerasan geng dan ketegangan rasial memuncak tinggi pada masa itu. Salah satu warganya yaitu Eva Benita, seorang gadis yang ingin tumbuh menjadi gadis yang memiliki kebebasan dan dari rasa cemas. Namun, yang terjadi sebaliknya dalam suasana di Kotanya yang tak karuan, ayahnya dihukum padahal jelas-jelas ayahnya tidak bersalah. Hal ini dikarenakan perbedaan rasial menjadikan ayahnya masuk penjara.
Eva beranjak remaja, ia memasuki geng yang memiliki ras sama dengannya. Walaupun dalam geng itu ia harus rela wajahnya dipukuli dan seluruh badannya dihajar demi menjadi seorang yang tangguh dan terlatih dalam geng. Eva berusaha menganggap teman-teman yang memukulinya dalam satu geng itu dengan julukan ‘saudara.’ Di kota Long Beach, Wilson semua ditentukan oleh penampilan luar. Jika seseorang merupakan orang Latin, Asia atau Kulit hitam maka kapan pun saat keluar rumah ia bisa ditembak. Geng-geng itu saling berlari dan memperebutkan wilayah. Semua itu dilakukan demi ras, kebanggaan dan kehormatan. Mereka berjuang demi apa yang mereka miliki sekarang.
Erin Gruwell merupakan guru baru di sekolah Woodrow Wilson. Ia memiliki rancangan yang sistematis dalam kurikulum pelajarannya. Namun, ia tidak bisa menjalanakan rencana pembelajarannya dengan mulus karena murid-murid di kelas yang akan ia ajar adalah murid-murid yang dulunya mantan penghuni penjara anak-anak. Seluruh muridnya memiliki latar belakang yang kelam.
Salah satunya ialah Eva. Ia merasa bahwa ia tak butuh sekolah dan pendidikan formal. Ia bisa berada di Sekolah ini setelah ia bebas bersyarat dari penjara, petugas mengatakan bahwa ia harus memilih antara bersekolah atau penjara. Baginya saat ia berada di kota Long Beach ataupun kota Wilson sekalipun, ia merasa tetap berada di penjara. Karena Kota Long Beach ini pun orang-orangnya terbagi menjadi berbagai golongan terpisah tergantung pada suku masing-masing.
Erin Gruwell berusaha semaksimal mungkin. Pada awalnya ia tak digubris oleh seisi kelas karena semuanya merasa bahwa guru ini pun bernasib sama dengan guru lainnya yang pernah mengajar mereka.
Saat pelajaran, Erin berusaha membuat suasana menjadi lebih baik. Saat terjadi keributan kecil antar murid, ia berusaha untuk mengubah tempat duduk sehingga tak ada lagi batas-batas seperti yang ada sebelumnya.
Eva menjelaskan dalam kelas, ia berteriak bahwa tak ada gunanya belajar tata bahasa dan apa pun itu dalam pelajaran. Karena hal itu tak akan mengubah hidupnya. Kalaupun setelah keluar dari sekolah ini, ia terbunuh berarti apa yang telah diajarkan hanyalah sia-sia. Ia mengatakan bahwa Gruwell tah tahu apa-apa tentang kehidupan dan penderitaan mereka. Eva sangat benci orang-orang bekrulit putih yang dianggapnya mampu melakukan apa pun yang mereka mau demi membuat kaum kulit hitam sengsara, seperti yang dilakukan pada ayahnya.
Berbagai cara terus dilakukan oleh Gruwell demi bisa membuat mereka bersatu dan mau mendapatkan pengajaran. Suatu hari Gruwell mengadakan permainan ‘line game’. Dalam game ini Gruwell mengajukan pertanyaan dan harus dijawab dengan cara mendekati garis lalu mundur lagi. Begitu banyak pertanyaan yang ditunjukkan menangani geng dan seluk beluk kehidupan masa lalu mereka yang berakitan dengan pembunuhan dan kekerasan.
Setelah game tersebut, Gruwell menawarkan kepada mereka untuk menulis jurnal tentang kegiatan mereka sehari-hari. Jurnal itu disediakan di depan dan ia berharap setiap hari murid-murid tersebut menulis tentang apa yang dipikirkan oleh mereka. Jika mereka ingin Gruwell membaca buku harian mereka, tinggal menaruh di dalam lemari yang disediakan di pojok kelas.
Saat akhir pelajaran, kini Gruwell disibukkan dengan membaca diari murid-muridnya. Ia kini sedikit demi sedikit mulai mengerti mengapa murid-muridnya seperti ini. Satu per satu ia mulai paham karakter masing-masing anak, karena masa lalu mereka yang begitu kelam dan meninggalkan bekas luka dalam ingatan.
Awalnya Gruwell merasa ia tidak mampu untuk merubah kelas ini. Namun ia mempunyai tekat yang kuat, karena ia yakin ia bisa. Perubahan demi perubahan dilakukan oleh Gruwell. Saat kelas mulai gaduh, Gruwell menyuruh mereka untuk bertukar tempat agar tak ada lagi batas di antara mereka yang berkulit putih, kulit hitam atau dari ras lain. Ia juga mengadakan acara toast for change, taste for change, concert for change dan usaha-usaha lain demi menyatukan mereka hingga akhirnya 2 tahun mereka bersama dan Gruwell telah membuktikan bahwa kelas 203 bisa diubah. Jurnal yang mereka tulis itu pun akhirnya dicetak dan diterbitkan sebagai buku Freedom Writers, dan Erin Gruwell mendirikan sebuah Yayasan Freedom Writers untuk mendorong anak-anak tetap menulis.

PEMBAHASAN
Dalam makalah ini akan dibahas sebuah teori belajar dari aliran behaviorisme yaitu teori belajar kondisioning operan B.F Skinner yang dihubungkan dengan film “Freedom Writers”. Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori ini dibutuhkan instruksi singkat yang diikuti contoh, baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Dan berikut ini merupakan analisis tingkah laku yang dilakukan penguatan yang dilakukan oleh Erin Gruwell kepada murid-muridnya, yaitu ia berusaha menyatukan mereka dengan brebagai cara. Yang pertama menyuruh untuk pindah tempat duduk agar mereka bisa menyatu sama lain dan tak ada lagi permusuhan antar ras yang ditimbulkan. Cara pertam ini belum begitu efektif, namun Gruwell memberikan penguatan dengan cara yang lain.
Seseorang jika ingin dihormati ia harus menghormati orang lain terlebih dahulu. Hal ini yang dilakukan oleh Gruwell. Kelas 203 diperintahkan untuk mengenali diri sendiri dahulu, mereka ditugaskan untuk menulis jurnal setiap harinya mengenai pengalaman mereka sehari-hari. Gruwell tak pernha memaksa untuk dia membacanya, namun akhirnya anak-anakitu sendiri yang menginginkan Gruwell untuk membacanya. Dari situ, ia berharap agar murid-muridnya yang rata-rata berusia 15 tahun ini mengenal dirinya sendiri.
Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
Belajar itu adalah tingkah laku.
Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).
Penguatan dan Hukuman. Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
- Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah, perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan. Dalam film ini penguatan positifnya adalah saat anak-anak kelas 203 mau bersekolah dan meneruskan pendidikan, Gruwell selalu memberi motivasi kepada mereka. Awalnya mereka sangat malas dan tidak mau mendnegarkan pelajaran, namun lama kelamaan mereka pun mau karena tertarik dengan metode belajar yang diberikan oleh Gruwell.
- Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

ANALISIS PERILAKU TERAPAN DALAM PENDIDIKAN
Analisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan yaitu:
Meningkatkan perilaku yang diinginkan.
Gruwell selalu mendorong murid-muridnya untuk menjadi seseornag yang lebih baik daripada mereka yang dulu selalu mabuk-mabukkan dan tidak pernah mengerti sopan santun. Namun yang ia lakukan adalah dengan menyuruh mereka untuk menulis apa yang ia lakukan sehari-hari yang kemudian dikomuniaksiakan kepadanya.
Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukkan (shaping).
Perilaku menulis yang Gruwell lakukan inicukup efektif, perlahan-lahan mereka yang malas mencurahkan isi hatinya karena merasa tak ada yang bisa mengerti mereka dihapus oleh Gruwell sehingga mereka bersemangat untuk menulis dan menjadikannya sebuah buku.
Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.
Perilaku buruk yang murid-murid dan geng-nya lakukan perlahan mulai dihapus dan mereka mulai merasakan arti bahwa perbedaan menimbulkan keindahan di dunia ini.

Teori belajar operan kondisioning Skinner memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran. Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara efektif, pandangan teori ini akan mendapat membantu para guru dalam pengelolaan kelas. Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang tertuang dalam teori ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang positif bagi anak didik.
kritik terhadap teori pengkondisian operan Skinner adalah seluruh pendekatan itu terlalu banyak menekankan pada control eksternal atas perilaku murid. Teori ini berpandangan bahwa strategi yang lebih baik adalah membantu murid belajar mengontrol perilaku mereka sendiri dan menjadi termotivasi secara internal. Beberapa kritikus mengatakan bahwa bukan ganjaran dan hukuman yang akan mengubah perilaku, namun keyakinan atau ekspektasi bahwa perbuatan tertentu akan diberi ganjaran atau hukuman. atau dengan kata lain teori behaviorisme tidak memberi cukup perhatian pada proses kognitif dalam proses belajar.

Komentar