Idealis atau Retoris?

Beberapa waktu lalu saya baca sebuah status facebook dari seseorang, intinya dia memprotes masalah parkir di Universitas Brawijaya. Memang benar sih, saya sendiri merasakan tahun ajaran baru 2012 ini, UB semakin padat, terutama jalan-jalannya. Jalan yang ga seharusnya untuk parkir, tapi dijadikan tempat parkir kendaraan. Pada jam-jam pagi dan sore sangat macet karena bertambahnya volume kendaraan ini. Gimana enggak, kabarnya tahun ini UB menerima sekitar 15000 mahasiswa baru. Kalo separuhnya aja bawa kendaraan sendiri (motor/mobil), bisa dibayangkan betapa padatnya kampus tercinta ini.

Tapi, kadangkala ini jadi ssebuah paradoks. Orang yang bilang UB makin hari makin macet ini, cobalah mengaca. Anda sendiri lho bawa motor/mobil sendiri. Anda juga termasuk biang kemacetan di kampus ini. Jangan lah merasa paling benar, sementara diri sendiri merasa ingin menang sendiri. Egonya mohon ditekan. Kalau mau bener2 go green, contohlah negara Jepang. Saya pernah dengar curhatan dari kakak kelas yang melanjutkan studi Dokternya di Jepang. Dia menuturkan kalo di FK Jepang (lupa nama universitasnya), mayoritas mahasiswa memakai sepeda onthel, meskipun lokasi rumahnya terbilang jauh. Bandingkan dengan FK disini, mayoritasnya bawa mobil lah..bawa sepeda onthel paling ga sampe 10 buah. Yakin deh...
gaya hidup kita yang berbeda dengan mereka. Kalau mau berubah, ya sudah berubah dari diri sendiri, baru menginspirasi orang lain.
Saya pribadi, memilih tidak naik kendaraan pribadi. Sudah 3 tahun lebih saya pulang pergi Kampus-rumah dengan angkot. Bukannya menyombongkan diri... Jujur saya juga pengen bawa kendaraan pribadi, tapi mengingat keadaan Kampus makin ruwet dengan parkiran, saya lebih memilih ketenangan batin dengan naik angkot saja lah..

Untuk orang-orang yang masih mengira dirinya kritis, memang betul anda kritis, tapi mohon yang solutif. jadi inget ada baliho di depan gedung FEB yang akan dibangun tadi. Tulisannya "Jagalah lingkungan, ingat masa depan anak cucu kita." Lingkungan seperti apa yang mau dijaga? Lingkungan hijau? nonsense! Wong di tempat baliho itu dipasang lho sedang ada pembangunan gedung yang katanya berlantai 7. Dimana ada lingkungan hijaunya kalau setiap senti di tanah ini dibangun gedung-gedung bertingkat?

Kalau mau idealis, memang berat tantangannya. Tapi di balik itu semua ada ketenangan batin yang dirasakan, hal itu yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain. Silahkan dipilih, mau menjadi idealis, atau retoris belaka tanpa aksi?
Have a nice thursday!

Komentar

Yunita Dwi mengatakan…
huuaaahh,, apa kabar brawijaya ya..
mulai depan fib ampe ke belang sebelah fisika itu aja ayun, udah buanyak banget. ampe yang mau lewat gak bisa. pingin banget deh rasanya ngambrukin tuh motor, biar berguling semua. sebel nglihatnya.
dengan segitu banyak kendaran bermotor di ub, sayang sekali pepohonan malah banyak yang ditebang untuk parkiran. tak sebanding penghijauannya. aahh,

memang harus dari diri sendiri dulu ya, baru deh ditularin ke kawand2 terdekat.:D
Qurrota Ayuni Fitriana mengatakan…
Iyaaa bener banget yunita. Gemes kan ngeliat pemandangan ganjil macam itu.. pengen deh bikin sesuatu yang solutif, biar bisa bermanfaat. Tapi manusianya sendiri ga ada inisiatif buat berubah.. hmmmm
Ya kita sbg pejalan kaki cuma bisa bilang 'waow' buat semua ini. Mentok-mentoknya, kita 'cuma' bisa nulis keluhan yang kita rasain.
Sabar aja deh ya yunita.. :D