Makhluk Sosial

Sudah kodratnya manusia tidak dapat hidup sendiri, saling bergantung satu sama lain. Itulah gunanya teman, di saat kita senang dan sedih insya Allah bakal selalu ada.
Anyway, pada udah nonton Edensor belum? Laskar Pelangi 2 itu lho... Tanggal 1 kemarin saya sudah nonton, dan memang bagus. Meskipun menurut saya ya beda banget jalan ceritanya sama di novel. Filmnya lebih menceritakan konflik batin antara Lintang dengan Arai dan Lintang dengan Cathya. Sempat dibuat terharu sih sama aktingnya Mathias Muchus waktu berperan jadi Bapaknya mereka berdua di Belitong yang kehilangan pekerjaan. Setting tempatnya cukup mengena, di Paris, Perancis, Universitas Sorbonne. Wah Subhanallah ya...mereka aberhasil menggapai mimpi mereka untuk sekolah disana. Seorang anak Kampung yang miskin dan tak punya apa-apa, bisa bersekolah di negeri orang dengan berbagai keterbatasan namun tetap mendapat nilai baik. Dibantu kerja part time untuk mengirim uang kepada keluarga mereka di Kampus, sungguh mulia sekali.
Namun menurut saya endingnya nggantung banget. Nggak greget, jadi ya sudah bagi saya cerita ini datar aja. Cuma terpukau oleh setting tempatnya aja.

Setelah nonton, saya ketemu sama teman-teman LPM Perspektif, eh nggak cuma Perspektif aja sih, lebih tepatnya teman-teman FISIP. Ada mbak Citra, Bima, Ichal, Jeje, Sukma, Vidya, Abdud, Ovy, Iis, dan entah siapa lagi pokoknya berjumlah 10 orang yang ternyata mereka selama tahun baru ini menginap di rumah Vidya di Jl. Ngagel. Ramenya masya Allah kalo kumpul sama mereka, nggak ada selesainya ketawa sampe perut sakit. Kami pun berpisah di TP, karena mereka akan pulang ke Malang besok pagi.

Besoknya, saya bersama keluarga pergi ke Galaxy Mall lagi. Ngapain? Apa lagi kalo ga nurutin maunya Bapak beli jaket di salah satu outlet di situ. Kemudian Ibu ke toko elektronik beli mesin cuci dan beli mixer. Kalo yang mixer ini sebenarnya pengennya saya sih yang suka bikin kue selama ada alat dan bahan, hehe.
Pulangnya kamim mampir ke outletnya es krim Haagen-Dasz. Karena kami puasa, akhirnya kami beli yang cup kecil dan tahukah harganya berapa? Per cupnya Rp 30.000. 
Sorenya, saya nemenin temen saya yang namanya juga Ayun. Ia diterima kerja di sebuah perusahaan di Gedangan, Sidoarjo, minta tolong saya buat nemenin nyari kosan di daerah Jemursari Surabaya karena di Gedangan jarang ada kosan khusus untuk cewek bujang, kebanyakan untuk keluarga muda. Akhirnya saya tawarin dia buat ngekos di rumah Nenek saya di Jemur, kemudian kami nyari lagi di jalan situ. Saya datengin rumah temen SD saya yang namanya April, karena dekat rumahnya banyak banget kosan, tapi ternyata dia udah pindah dan tinggal adeknya aja. Berasa kaya nyariin orang kaya Termehek-mehek gitu ga sih? Hihi
Akhirnya saya kepikiran ngehubungin Mbak Dina, yang baru beberapa bulan ini keterima kerja di JTV, dia ngekos di deket Jatim Expo situ. Kami berkeliling disitu dan nemu kosan yang lumayan bersih dan enak. Akhirnya temen saya ini deal ngekos disitu.
Setelah itu, kami baru sadar kalo ini udah kelewat isya' dan kami mampir di sebuah warung es di situ buat minum es. Kami pesen es buto ijo, semacam es rumput laut gitu lah. Pas orangnya menyajikan es itu buat kami, tiba-tiba dia bilang, "Ayun ya?" Kontan saya menoleh.
"Lho, kok tau?"
"Iya..Ayun yang dulu rumahnya Jemur kan? Dulu deket sama Hermawan kan?" orang ini nebak, dan sialnya dia benar.
Temen saya cuma melihat kami berdua, "Lho kalian kenal?"
"Inget aku nggak? Lupa yoo..?" cowok penjual dengan kacamata itu bertanya lagi.
"Sumpah mas aku lupa...siapa se? temen SD-ku ta?"
"Iya..."
"Hah, temen sekelas?"
"Bukan..aku di atasmu setahun,"
"Lah, temennya Unang dong?" Unang itu saudara sepupu saya, dulu saya serumah sama dia pas kelas 3 SD.
"Unang? Unang tahu? Iyo..."
"Lhoalah...sek sek namae sampean siapa? Kenalan sek..."
"Reza," kami berjabatan angan.
"Reza???" saya masih lama bepikir
"Yo wis lek ga inget yo gaopo. Sampean dulu lak cilik yo...saiki kok??? Kok yo tetep cilik...hahaha"
Sial! Kenapa kesan itu yang harus dia katakan. 
"Haha, iyo mas awet enom,"
Usut punya usut, ternyata dia dulu dari SD sampe SMA temen sekolahnya Unang. Tapi kok masih inget aja sih sama saya? Kakak kelas lagi, padahal saya merasa dulu ga tenar-tenar amat. Apalagi SD, masih ingusan dan ga tau orang, ternyataaa orang ini masih inget. Makasih ya mas masih ingat. Semoga warung esnya laku terus tiap hari, saya doakan.

Pesan yang bisa diambil adalah, sebagai makhluk sosial kita harus peka terhadap lingkungan. Kita ga bakal tahu apa yang terjadi nantinya, jadi berbuat baiklah pada siapapun itu. 
Selamat Siang!

Komentar