"Tidak mengherankan jika Nabi Muhammad SAW
meminta umatnya untuk menghormati Ibu, Ibu, Ibu baru kemudian Ayah"
Beberapa hari ini Ibu saya tidak ada di rumah karena harus pergi ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan. Alhasil, saya yang anak pertama diminta untuk mengurusi rumah dan seisinya selama seminggu ini. Ternyata, tugas seorang Ibu sangat tidak mudah dan sangat tidak sepele. Memang bukan pertama kalinya saya ditinggal oleh Ibu dan diminta mengurusi rumah, tapi rasanya kali ini benar-benar saya merasakan bagaimana capeknya menjadi seorang Ibu Rumah Tangga.
Diawali dengan bangun pagi, membuat sarapan untuk keluarga, mengantarkan adik pergi Sekolah, belanja untuk masakan hari ini, bersih-bersih rumah yang terdiri dari dalam rumah dan halaman rumah, memasak, cuci piring, mencuci baju, setelah itu baru bisa mengerjakan tugasnya sendiri sebagai Dosen dan aktivis. Siang sedikit, menyiapkan makan siang untuk suami. Sorenya menjemput adik pulang Sekolah, malamnya pun sudah menyiapkan makan untuk makan malam kami sekeluarga. Belum lagi jika ditambah ada masalah di tempat kerjanya, harus tidur sampai larut malam.
Tak heran kalau setiap hari saya mendengar Ibu mengeluh tentang kondisi badannya yang capek, pusing meskipun sebenarnya ia tidak bermaksud mengeluh di depan anaknya. Tapi saya tahu, menjadi Ibu sangat tidak mudah. Harus punya kekuatan ekstra untuk menyeimbangkan aktivitas di laur dan domestik rumah. Sekali lagi, saya tidak tahu bagaimana ia bisa melakukan ini semua. Rasanya saya ini seperti tidak tahu diri kalau terus menerus mengeluh jika disuruh ini itu, karena memang maksud orang tua itu baik untuk melatih kita agar terbiasa untuk bekerja mengurusi rumah nantinya. Padahal sebenarnya masalah kita simpel, tidak seberat masalah yang dialami orang tua.
Benar-benar bangga dengan apa yang telah dilakukan oleh Ibu selama 23 tahun pernikahan dan menjalani bahtera rumah tangga dengan Bapak. Keluarga yang harmonis dan Alhamdulillah tetap terjaga kerukunannya hingga selamanya, itu harapan saya, amin.
Komentar