Papuma Beach

Bersama Kru Biro Psikologi Empathy, saya dan 7 orang berangkat ke kabupaten Jember menuju sebuah pantai yang tersohor namanya dengan nama Papuma. Entah kenapa diberi nama Papuma. Berangkat jam 15.00, sebenarnya sih jadwalnya berangkat jam 14.00, tapi seperti biasa...kebiasaan jam karet sudah mendarah daging, jadi jam 15 lebih baru berangkat.
Bertolak dari Biro, kami melakukan perjalanan dengan santai-santai. Tapi ternyata si sopirnya ga bisa santai, set set wat wet kalo nyetir, merinding juga sih waktu salip-salipan sama bus-bus dan truk yang gede banget. Di daerah Probolinggo kami berhenti buat sholat dan ngopi dulu di sebuah pom bensin, asik nih pom bensinnya, fasilitasnya lengkap, dari mushola, kafe, minimarket, sampe dengan penginapan. Selama perjalanan, guyonan ga berhenti kelaur dari mulut masing-masing, bikin ngakak ga berhenti-berhenti sampe perut sakit. Memasuki Lumajang, keadaan udah mulai sepi, jam menunjukkan pukul 21.00, akhirnya kami memutuskan untuk makan di RM Layung Sari di Jember. Setelah kenyang, perjalanan dilanjutkan ke arah selatan. Ya Allah...ini masih jauh banget, ditambah susah sinyal, si GPS ga bisa berfungsi dengan maksimal. Beberapa kali salah belok, tapi akhirnya menyusuri jalan menuju pesisir pantai bisa ditemui sekitar jam 23.30. Kami sampai di gerbang Pantai Papuma, dan ada tulisan lurus dengan panah 7 km. Okelah, jalannya agak naik, berbukit-bukit, dan berkelok-kelok. Tiket masuk ke area sebesar Rp 12.500 dan mobil Rp 3000. Sampailah kita di tepi pantai. Huaaaaa akhirnya....Alhamdulillah bisa mendengarkan deburan ombak yang bergitu bergemuruh, kapal nelayan berjajar dnegan rapi, di seberang terlihat lampu-lampu merah. Itu adalah pulau Nusabarung. 
Sampai juga di Papuma!
Ahh ada beberapa orang yang juga sedang bermain-main tengah malam di pinggiran pantai. Tahu gitu kita bawa tikar dan tenda deh, daripada cari penginapan. Karena ternyata penginapan pada penuh semua. Setelah keliling-keliling, akhirnya dapet sebuah ruangan di ruko yang disewakan, isinya 2 bed kecil dengan kondisi ga memadai. Tarifnya Rp 200.000, mahal untuk ukuran kami yang ber-8 ini, karena yang di dalem ruangan ber-5 cewek-cewek, sedangkan 3 lainnya tidur di mobil. Mana ga ada kamar mandi dalem ruangan, kita pun pake kamar mandi umum. Tapi daripada ga tidur ya, akhirnya tidur aja sekitar 4 jam. 
Rencana mau lihat sunrise kandas, karena emang ga bisa...lah secara ini pantai selatan, mana bisa liat sunrise kan ya? Jam 5 kami naik dikit ke pantai, udah packing aja dari ruangan ruko ga berguna tersebut. Wuiii masih ada monyet-monyet berkeliaran, alami bangettt... Daaan subhanallahhhhh! 








Pasir putih membentang, bebatuan indah bertebaran, dan ahhhh what a wonderbar beach! Kami semua terkesima. Tidak bisa menahan untuk ga berlari-lari di pinggir pantai, sandal udah ga tahu dimana dan kami renang di pinggiran pantai. Huaaaa seneng banget bisa merasakan air berlimpah, terima kasih ya Tuhan. Rasa airnya asin, kena air pedih, tapi ga apa...kami tetep aja seneng dengan pantai indah ini. Ombaknya subhanallah...wow banget,. Beberapa kali kelempar gara-gara ombak yang cukup gede ini, langsung saya ditarik sama temen-temen saya. Secara, saya yang paling kurus dan tipis di antara mereka, kena ombak dikit ya kelempar. Sedangkan mereka tetap renang dengan santainya sambil pegangan di batu.
Setelah puas main air dan mata pedih. Baju dan celana jadi tambah berat karena kemasukan pasir udah. Berpindah ke pantai lain yaitu Pantai Watu Ulo. Katanya sih deket, sebelahan. Jadi kami memutuskan untuk nanti aja mandinya karena di Watu Ulo bakalan berenang lagi. Eh setelah sampai disana, kok begini? Pantainya kurang bersih, pasirnya coklat, dan ga boleh berenang disini. Hanya saja yang membuat pantai ini unik karena ada sederetan batu yang membentuk seperti ular panjang, keren banget emang. Yah sudahlah...kami pun langsung cari kamar mandi dan makanan. Ga cocok dengan kamar mandi di Watu Ulo yang kurang bersih, kami keluar dari pantai dan berencana nyari kamar mandi di pom bensin. Muter beberapa kali sampe akhirnya di pom bensin ke-4 kami baru cocok dan mandi. Setelah itu makaaan!

 di depan Watu Ulo :)
Next Trip...to be continued...

Komentar