Hectic



Minggu-minggu ini tepatnya dimulai dari blok Psikodiagnostika 2 minggu lalu menjadi hari-hari menyibukkan di kelas Mapro Klinis. Bagaimana tidak? Kami harus mengerjakan praktikum beserta laporannya satu per satu. Tidak seperti blok Observasi dan Wawancara kemarin yang tugasnya masih “selow” banget, blok ini tugasnya mulai gak santai mamen... Saya bilang gak santai karena memang kenyataannya begitu, selama 1-2 hari kami mendapatkan materi misalkan Tes Grafis, 3 hari kemudian laporannya harus dikumpulin. Iya kalau cuma 1 laporan ga masalah, tes grafis kan macemnya ada 3 ditambah tes Wartegg, itu untuk 2 klien, jadi totalnya harus dikumpulkan 8 laporan dalam waktu 3 hari. Lusanya, sudah masuk tes-tes lain yang laporannya lebih njelimet dan bikin mabok karena tahap skoring hingga interpretasinya sampai 4 tahap, dikalikan 2 klien. Yaah..hadapi dengan senyuman aja lah...
           
Saya juga punya teman yang ambil S2 Mapro tapi di Universitas Padjajaran. Beberapa kali pas kemarin saya masih longgar banget jadwalnya, dia udah hectic duluan diajarin tes-tes hingga interpretasi dari blind case, katanya susah bangettttt. Nah saya belum kebayang sih waktu itu seberapa susahnya kasus yang disajikan disana. Tapi setelah sekarang mengalami sendiri, saya jadi paham apa yang dia rasakan. Tapi beda antara UGM dan Unpad, di Unpad tidak ada pengambilan data dengan classmates sendiri, mereka diberi kasus dan diminta menginterpretasi hingga bikin dinamika psikologisnya. Kalau di UGM ini, kami diminta untuk ambil data dengan clasmates dan klien luar. Pengambilan data dengan clasmates ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah dari diri kita sendiri, yang nantinya akan menjadi Psikolog. Cihui, sekalian rawat jalan psikologis sebenernya sekolah di psikologi itu.
            Kadang muncul pernyataan, “Lah aku nggak punya masalah, apa yang harus diceritain? Apa yang harus diselesaikan?” Iya...kami tahu.. tapi siapa sih di dunia ini manusia yang nggak punya masalah? Hebat bener... tapi menurut kami hal itu malah aneh. Menurut Prof Kwartarini, masalah itu ibarat nutrisi. Nutrisi itu baik bagi tubuh, dalam hal fisiologis. Untuk kasus ini, diibaratkan nutrisi ini untuk psikis individu. Individu yang tidak pernah mendapatkan “nutrisi” akan tumbuh menjadi pribadi yang bingung dan miskin akan pengalaman. Maka dari itu, Tuhan menciptakan masalah menjadi bagian dari hidup kita. Yang disebut masalah itu tidak selalu harus berupa trauma atau kejadian yang benar-benar menyakitkan. Kesenjangan antara kenyataan dan harapan, itu sudah menjadi masalah.
            Ada juga individu yang berpikiran bahwa dirinyalah yang paling banyak bermasalah, jadi seakan-akan dirinya “sok” bermasalah. Hei...you’re not the only one who have problems. Setiap orang juga punya masalah, tapi seberapa hal tersebut bisa mempengaruhi perilakunya adalah hal yang perlu diperhatikan. Maka dari itu, kami di Mapro ini tidak punya hak untuk menjadi lemah, kami harus kuat, be strong, karena ketika kami bisa kuat dari berbagai terpaan itu, di saat itulah kami bisa membantu sesama, help others. Itulah value dari Mapro Klinis. Orientasi kami sedikit banyak berbeda dengan bidang lain, ketika bidang psikologi industri dan organisasi bilang orientasinya adalah benefit dan profit, dan psikologi pendidikan orientasinya adalah prestasi, kami dari klinis memiliki orientasi membantu sesama. 

Oh iya, ada berita baru-baru ini bahwa Undang-Undang Kesehatan Jiwa sudah disahkan. Di dalamnya salah satunya berisi bahwa Psikolog telah resmi menjadi salah satu tenaga kesehatan ke-20 menurut Undang-Undang. Wahh...selamat buat kita semua.... semoga bisa menjadi pencerahan dan harapan masa depan cemerlang bagi para Psikolog Indonesia, karena selama ini kami masih belum diakui. Pengakuan ini tentunya bertujuan untuk penyetaraan dengan profesi lain.

 Btw, kenapa jadi kesana ya arah pembicaraannya. Padahal saya mau cerita tentang kesibukan selama beberapa minggu kemarin sampe seminggu ke depan. Tanggal 10 November dijadwalkan sudah Exit Test Psikodiagnostika, dan sekarang sudah masuk integrasi data. Dokumen-dokumen sudah terkumpul dan harus digarap satu per satu. Tidur cuma beberapa jam juga harus dimulai. Kondisi ini benar-benar membuat kami sekelas berubah perilakunya, ada yang dulunya diem sekarang jadi rame, dari yang dulunya rame jadi diem dan fokus. AC kelas yang biasanya dingin banget, sekrang kerasa panas karena ngikut frekuensi di kelas makin panas. Ya tiap orang punya cirinya masing-masing. Kalau buat saya sendiri, perubahan itu terlihat dari semakin jarangnya komunikasi saya dengan teman-teman di Kos dan perubahan kamar saya yang dulunya rapi sekarang berantakan abis, kertas berserakan dimana-mana.

Hina banget, kamar siapa sih ini?

Ya begitulah kehidupan... saya nikmati aja momen ini, dijalani dengan senang hati, meskipun sekarang jadi jarang makan, motor pun dari sebulan yang lalu belum sempat nyuciin. Mau belanja di Mirota Kampus juga belum sempat. Korban lainnya adalah Pika dan Poki, kura-kura saya yang makannya sering telat karena saya sering kelupaan ngasih makan. Jadi waktu liat saya pulang dan menuju akuariumnya, mereka excited banget ngeliat saya, dan waktu saya ngasih makan, mereka langsung makan dengan lahap, saling menggigit tempurung kalo ada makanan yang nyelip di bawah tempurung salah satu. Lucu banget deh, hiburan banget 2 kura-kura kecil ini. So, enjoy this hectic moment, karena kita nggak akan pernah mengalami hal ini kedua kalinya dan pasti kita akan rindu dengan masa-masa ini. Jadi berasa kemarin Skripsi itu nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan ngadepin tugas segini banyak dan ujiannya satu per satu dengan 2 Profesor. Hmmm.....

Lihat nih wajah lucu Poki yang mau melarikan diri dari akuarium ><

Komentar