Ramadhan 1436 H



Ramadhan tahun ini, sungguh berlalu begitu cepat. Tidak terasa 30 hari yang datang setahun sekali ini sudah berada di ujung. Rasa senang menyambut hari kemenangan bagi umat Muslim, namun sedih karena sudah akan berpisah dengan Ramadhan. Tidak banyak yang bisa diperbuat, dalam kuantitas ibadah pun saya merasa masih kurang dan belum maksimal. Tapi ini sudah jalannya... mau kembali juga tidak mungkin. Setidaknya, Alhamdulillah sudah bisa mengkhatamkan Al-Qur’an, memahami tafsirnya sedikit-sedikit, dan berusaha shalat tarawih tepat waktu. Allah Maha Tahu, Allah Maha Bijaksana atas segala yang dilakukan umat-Nya.

Ramadhan ini memberikan saya banyak pelajaran kehidupan. Menjalani segala cerita yang telah diagriskan dengan ikhlas, rela, ridho. Allah memberikan apa yang dibutuhkan makhluk-Nya. Saya tidak pernah meminta untuk bisa berada di tempat ini, Puskesmas yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tapi Allah menempatkan saya disini, berada di tengah lingkungan orang kesehatan yang melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Melihat bagaimana fenomena sosial menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak pernah saya temui sebelumnya. Belajar? Sangat.... saya banyak belajar dari fenomena sosial yang ada di masyarakat. Banyak hal yang membuat wawasan saya menjadi terbuka. Bahwa ibadah tidak hanya hablumminallah - manusia dengan Allah. Namun juga hablumminannas – manusia dengan sesama manusia. Salah satu caranya, melayani kebutuhan kesehatan jiwa masyarakat sebagaimana profesi yang saat ini mulai saya rintis.

Ramadhan ini, selain berpuasa dan meningkatkan ibadah kepada Allah, berharap hanya kepada Allah, dan juga berbuat baik dengan sesama manusia apapun golongan, warna kulit, sukunya, agamanya. Allah tidak pernah membatasi Muslim untuk berbuat baik dengan melihat perbedaan. 

Segala hal yang sudah terjadi selama Ramadhan ini, semoga bisa menjadi bekal bagi kehidupan ke depan, supaya lebih bijaksana. Mengamalkan apa isi kandungan Al-Qur’an, tidak sekedar membacanya. Memahami manusia lebih mendalam, memahami esensi dari beragama, bahwa sejatinya manusia hidup di dunia “hanya numpang minum”. Tidak lebih dari mencari bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Bahwa hari akhir itu pasti ada, seperti tercantum di surat Al-Waqi’ah bahwa hari akhir dengan segala kekausaan Allah akan ditampakkan pada saat itu, yang tidak seorang pun tahu kecuali hanya Allah.

Sebagai makhluk ciptaan-Nya, saya hanya bisa berharap semoga Allah memberikan kesempatan untuk mempertemukan dengan Ramadhan di tahun depan, hingga beberapa tahun ke depan dimana denyut nadi masih diizinkan untuk menyebut asma-Nya dan hembusan nafas hanya untuk memuji kebesaran-Nya.
Aamin ya robbal Alamin....

Selamat Hari Raya Idul Fitri... 


NB: menurut tanggalan hijriah, hari ini adalah hari lahir saya yang ke-24 tahun. Malam ini saya akan menikmati malam takbir di balik jendela kaca Bis Yogya-Surabaya. Alhamdulillah...

Komentar