Counting blessing on April



Di penghujung bulan April 2016 ini, banyak hal yang patut disyukuri selama berjalannya tahun 2016. Sudah sekian lama juga saya tidak berbagi celotehan di blog, sebenarnya bukan karena lupa, tapi karena belum sempat untuk ngeposting. Sama aja ya alesannya... ya lebih tepatnya, karena alokasi waktu yang dulunya untuk posting blog, sekarang dialihkan ke hal lain, yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah laporan praktik kerja profesi dan tesis.

Yap, dua hal tersebut yang sedang mewarnai hari-hari saya sekarang. Dua tugas yang butuh konsistensi dan ketekunan untuk bisa menyelesaikannya. Alhamdulillah satu dari dua tugas tersebut telah tuntas saya kerjakan. Pada tanggal 5 April lalu, saya telah menjalani ujian HIMPSI dan dinyatakan layak menjadi Psikolog. Betapa bersyukurnya saya, mimpi dan resolusi yang selama ini saya panjatkan ternyata bisa saya dapatkan. Masya Allah.... semakin sayang saya sama sang Pencipta. Bagaimana tidak, Allah memudahkan jalan selama ujian dan memberikan saya banyak ilmu mengenai profesi Psikolog, yang akan menjadi bekal saya menghadapi dunia ke depan.

Bulan April ini pun saya turning into 24 tahun. Usia saya bertambah 1 tahun dari tahun lalu. Rasanya bagaimana? Senang, haru, bersyukur, bisa ada di tahap ini. Banyak sekali doa yang dipanjatkan oleh teman-teman untuk kebaikan saya ke depan, semoga Allah mengijabahi dan mengembalikan doa baik tersebut kepada yang mendoakan.
Saya percaya bahwa mimpi yang ada di depan pasti bisa kita raih, asalkan kita bangun dari tidur dan punya keberanian untuk meraihnya. Saya juga telah membuktikan, bahwa “bersabarlah”, Allah mendengar semua doa kita. Saya juga percaya dengan slogan “Work hard in silence, let success make the noise.” 
Selama ini saya tidak pernah berusaha membuktikan kepada orang-orang bahwa saya mengeluarkan effort sangat besar dalam usaha meraih gelar psikolog, karena yang tahu persis perjuangan saya adalah diri saya sendiri dan Allah. Saya tidak ingin juga mengeluh di depan orang banyak mengenai apa yang sudah saya lalui, biarlah mereka melihat hasil yang saya raih dengan senyuman.

Saya juga bersyukur, tulisan saya mengenai “singlism” dimuat di website anak muda yang sedang ngehits saat ini, www.hipwee.com. Beberapa pembaca mengapresiasi hasil tulisan saya dengan berbagai cara, begitu juga dengan teman-teman kelas yang malah pertama kali tahu bahwa tulisan saya dimuat. Beberapa orang mengirimkan pesan pribadi ke saya bahwa mereka merasa sangat terwakili hingga membacanya sampai menangis. Saya diminta untuk tetap menulis dan berkarya terus. Hal ini persis yang saya alami ketika saya habis melihat film dari penulis Djenar Maesa Ayu. Lebih mengejutkan lagi, karena saya melihat angka statistik untuk share tulisan saya, mencapai lebih dari 10.000. Apa artinya? Asumsi saya adalah, banyak orang yang mengalami kejadian serupa seperti yang saya tuliskan, mereka setuju dengan apa yang saya ungkapkan, atau lebih GR lagi mereka emang senang dengan gaya tulisan saya. Apapun itu, Alhamdulillah.... senang sekali tulisan pertama di website tersebut langsung menembus angka segitu, dan mendapat ranking 100 besar penulis di hipwee. Setelah sebulan tulisan saya dimuat, ternyata hipwee ngirim email ke saya bahwa saya diminta untuk nulis lagi, karena banyak yang rindu dengan tulisan saya. Tapi sampai sekarang, saya masih belum ngumpulin tulisan lagi ke hipwee.

Kembali lagi ke cerita sehabis ujian HIMPSI. Ternyata, lingkaran orang-orang yang saya sayangi di Yogyakarta memberikan kejutan yang tak terhingga. Pertama, teman-teman sekelas sewaktu saya selesai ujian, sudah menyambut di luar ruangan sembari membawa bunga yang bertuliskan “Hello Psychologist!”. Aih... betapa romantisnya mereka... kemudian menyambut dengan pelukan erat satu per satu. Terima kasih saudara-saudaraku...

 bunga hasil rangkaian gadis Bali cantik, Awik

 

Surprise tidak berhenti di situ, karena di samping teman-teman sekelas, keluarga “UB Akhirnya UGM” sudah menanti saya. Alhamdulillah...masya Allah... mereka juga tidak kalah heboh dengan memberikan berbagai rangkaian bunga dan tulisan “One step closer” menuju M.Psi. Masya Allah... terima kasih guys... dan lebih mengejutkan lagi adalah kedatangan orang yang udah saya feeling in dia bakal dateng, yaitu bang Nusa. Ancene abangg.... pengen dipites aja deh orang ini. Pakai acara rahasia-rahasia segala, ternyata emang beneran dia lagi di Jogja spesial buat ngasih surprise ke saya. Huoooo.... dasar... But, bunch of thankssss bang....


Malem harinya ketika saya udah lelah dan belum mau menyentuh revisian karena melihat laporan yang sekardus tersebut, tiba-tiba Isti ngirim pesan. Dia bilang kalau minta diajari sesuatu. Apa coba? Dia ga bilang secara spesifik, saya jadi curiga. Ya udah deh akhirnya saya jalan aja langsung ke kontrakan Isti yang jaraknya hanya 200 meter dari kost-an saya. Eh kok di depan kontrakan ada motornya mbak Yanti dan kak Andin? Lah...ini pasti pada di dalem semua nih, kayanya ada acara. Beneran deh, waktu saya buka pintu.. jrenggg....
Udah ada tulisan, “Happy birthday Ayun dan Fia...” nah loh?!
Kemudian mereka pada cengo, “Lho heeee sing ulang tahun lah kok wis teko???”
Huahahaha.... SURPRISE GAGAL !
Gimana nggak, pas saya buka pintu, mereka masih pada nyiap-nyiapin kue tart dll.
“Ohh.. ya wis aku tak keluar lagi, nanti kalo surprise nya udah siap baru aku masuk wis...” saya bilang gitu sambil nahan ketawa.
“Iyo wis kak...keluaro sek. Nanti lek kita bilang siap baru masuk o kak....” ujar Vonny.
“Oke...”
“Ealah rek..uripmu penuh setingan!” celetuk kak Amel yang disambut tertawa oleh cewe-cewe di dalem kontrakan.
Setelah selesai, mereka bilang siap, baru deh saya masuk. Pura-pura terkejut dan niup lilin.
Sumpah, ini surprise penuh setingan tapi sangat mengesankan.
Terima kasih ya guyssssss sudah menyiapkan ini semua meskipun hmmm... tapi tidak mengurangi rasa sayangku pada kalian... <3 span="">


Seminggu kemudian, salah satu dari geng UB akhirnya UGM yaitu mbak Yanti, senior kita semua mau pindahan balik ke Malang. Kami pun berencana membuat farewell party untuk dia yang menjadi pelopor dari UB akhirnya UGM. Seperti biasa, rencana sudah disusun dan tinggal eksekusi. Rencananya acara farewell party ini diadakan di Dixie Easy Dining Gejayan. Saya yang bagian mengarahkan untuk mbak Yanti kesana. Sesampainya di sana, dia agak heran kenapa kok meja kita paling bagus di antara lainnya. Pas setelah pesan makanan, tiba-tiba lampu di meja kami dimatikan dan keluarlah mas-mas dari Dixie yang membawa cupcake dan balon. Kami semua menyanyikan lagu happy birthday, padahal sebenarnya ulang tahun mbak Yanti udah akhir Maret lalu. Dia bener-bener speechless dan nggak tau ini momen apa, dia malah bilang, “Lho ini ulang tahunnya Ayun lagi to?” Hahaha...bukan lah mbak... kemudian kita langsung memeluk mbak Yanti satu per satu. “Happy late birthday mbak Yantiii.... hihihi....” Kali ini surprise berhasil membuat target speechless dan kaget, yes berhasill.... Alhamdulillah satu dari tujuh bidadari UB akhirnya UGM sudah lulus. Sebentar lagi saya dan yang lainnya menyusul. Aamiin ya robbal alamin....


 Hal lain yang patut disyukuri adalah, kehadiran Song Jong Kii dalam hari-hari selama bulan Maret dan April. Apalagi kalau bukan di drama Korea “Descendants of The Sun”. Asik dah... siapa coba yang ga tau drama itu? Pasti semuanya tahu, apalagi yang K-Drama lovers. Oppa imut disandingkan dengan Song Hye Kyo yang cantik meski sudah memasuki usia 30-an. Nggak masuk akal emang pemain drama Korea nih, umur udah 30-an tapi masih kaya umur 20. Benar-benar mencengangkan.
Sebenarnya fisik adalah hal kedua, yang terpenting bagi saya adalah jalan cerita drama ini. Mengisahkan antara Tentara dan Dokter yang menjadi volunteer di tempat nun jauh dari tempat asal mereka.. Bagaimana mereka menghadapi kejadian-kejadian tidak terduga, rawan konflik, keamanan tidak terjamin, benar-benar kisah heroik yang menjadi penguat saya untuk tetap bercita-cita mengabdikan diri di tempat terpencil. Berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda kebudayaan dan bahasanya menjadi tantangan tersendiri. Drama ini berhasil mengangkat itu semua dengan apik. Pantas saja kalau drama ini mendapatkan rating tertinggi sepanjang sejarah drama Korea ditayangkan. Belum lagi panorama alam yang disajikan sungguh indah, itu akan mengubah cara pandang kita terhadap hidup.

Di bulan April ini tepatnya tanggal 21, Ibu saya menginjak usia 45 tahun. Alhamdulillah.... “Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan....” Bisa berada di rumah pada momen tersebut, adalah hal yang sangat mewah bagi saya. Bisa berada di antara pelukan keluarga dan kehangatan kasih sayang mereka, adalah family goals. Bulan Juli tahun ini, orang tua saya akan menginjak usia perkawinan perak, alias 25 tahun. Wuahh... senangnya... usia pernikahan yang tidak bisa dibilang muda, karena sudah melalui berbagai lika liku, dan semoga tetap langgeng selamanya. Aamiin ya robbal alamin.

Beberapa hal tersebut adalah kebersyukuran yang bisa saya bagikan. Sebenarnya masih banyak sekali kebersyukuran yang saya alami, namun tidak bisa saya paparkan karena saking banyaknya. Bukankah tidak ada yang lebih sulit di dunia ini untuk menghitung berbagai kenikmatan yang telah Tuhan berikan kepada kita? Saking banyaknya hingga tidak terhitung... sehingga setiap harinya kita diusahakan untuk selalu berbuat baik apapun bentuknya dan kuantitasnya. Apapun kebaikan yang kita tanamkan, kita tidak akan pernah tahu kapan menuainya.

Have a nice weekend everyone! 

Komentar

Nurfah Fitriyani mengatakan…
Iiiihh lucu blog-nya Ayun. Menghibur. Ayo yun nulis lagi.....

Ayun keren!
Qurrota Ayuni Fitriana mengatakan…
Makasih kak... kamu juga ayo tetep semangat nulisnya, nulis apapun itu.. gurih-gurih renyah kan kak rasanya nulis? hehehehe