Mini Cultural Festival



Ramadhan tahun 2016 lalu, saya menjalaninya selama hampir 3 minggu di Yogyakarta. Sebenarnya ada waktu untuk pulang lebih cepat, tapi karena ada sesuatu hal yang tidak ingin saya lewatkan, maka jadwal pulang ke rumah agak saya undur. 
Berawal dari selembar leaflet yang didapatkan dari Mirota Kampus, saya mendaftarkan diri menjadi peserta Short Course Bahasa Jerman di UII yang diadakan selama 6 x pertemuan di Universitas Islam Indonesia (UII). Bersama 8 orang lainnya yang berasal dari berbagai macam Universitas dan jurusan, kami mengenal Deutsch. Sebenarnya saya pernah mengikuti Deutschkurs (Kursus bahasa Jerman) namun itu sudah 6 tahun yang lalu, astagaa udah lama ya. Saya ingin merefresh lagi dan kembali membangkitkan semangat, siapa tahu nanti ada tawaran beasiswa Doktoral ke Jerman kan? Setidaknya perkenalan kembali dengan Deutsch bersama teman-teman baru adalah penyemangat tersendiri.

Pada pertemuan-pertemuan awal, Deutschlernen (sebutan untuk guru dalam bahasa Jerman) menanyai satu per satu dari kami siapa yang sebelumnya pernah belajar Deutsch. Banyak dari teman-teman yang mendapatkan bahasa Jerman saat SMA selama 1 sampai 3 tahun, sedangkan saya hanya 3 bulan. Tapi ada juga yang belum pernah belajar bahasa Jerman. Alhasil, kami yang sudah pernah belajar Deutsch seringkali ditanya-tanya sama Herr (sebutan untuk orang laki-laki), “Ayo masih ingat nggak?” Eaaaa ya udah lupa lah Herr...

Kursus yang dilaksanakan 3x seminggu ini dimulai jam 16.00, jadi ketika kursus selesai maka kita langsung berbuka puasa dan disediakan ta’jil oleh pihak UII. Asik kan? Nah, pada saat pertemuan terakhir kami diwajibkan untuk mengikuti festival mini budaya. Dari kelas Jerman, Herr mewajibkan untuk menampilkan sesuatu di depan penonton lainnya. Karena kelas yang dibuka terdiri dari berbagai kelas, dari Perancis, Arab, Jepang, China, Inggris. Mereka menampilkan berbagai penampilan dari menyanyi hingga menari. Jerman apa kabar? Ternyata yang datang pada saat festival, hanya 3 orang sehingga mau nggak mau kami harus menyiapkan stan yang diminta untuk diisi makaan sekaligus nanti juga harus perform. Saat lagi masak-masak bradwurst – makanan sosis khas Jerman, salah satu teman saya ada acara buka bersama sehingga harus pamit. Tinggallah saya dan seorang yang bernama Anisa. Udah berusaha menahan anak yang mau buber ini, tapi kok nggak sopan kalo kita tahan-tahan dianya, alhasil dia pun kami perbolehkan berangkat dan kami ber-2 maju ke depan dengan perasaan dag dig dug.
Setelah berada di depan, kami membuka salam dengan ucapan, “Guten Tag!” Para hadirin menirukan dengan, “Guten Tag...” bersamaan. Kemudian saya dan Anisa mulai menyanyikan lagu setelah Herr alias guru kami mengangguk siap menyetelkan musik dan bilang, “Ja!” 

“Ich bin Auslander und spreche nicht gut Deutsch (2x)
Bitte langsam (2x)
Bitte spreche Sie doch langsam
Ich bin Auslander und spreche nicht gut Deutsch

Ich bin Auslander und spreche nicht gut Deutsch (2x)
Ich verstehe was Sie sagen (2x)
Ich bin Auslander und spreche nicht gut Deutsch

Simpel bukan?
Mungkin kalau untuk yang pertama kali melihat lirik di atas, agak rumit. Tapi sebenarnya sangat mudah untuk dinyanyikan dan dimengerti artinya. Setelah selesai menyanyi, saya menjelaskan arti dari lagu ini. Para penonton mengangguk-angguk paham. Terlihat wajah-wajah yang cukup antusias dengan lagu yang kami bawakan. Senang? Yaa lumayan.... tapi kok saya melihat ada wajah yang saya kenal, astagaaaa itu ada kakak tingkat saya di  kampus yang juga nonton. Kok ya bisa ada di sini sih? -_- malu banget tapi ya sudahlah... pura-pura bermuka tebal aja.

Setelah sesi penampilan selesai. Waktunya berbuka puasa dan kami boleh mencicipi makanan di stan-stan yang ada di setiap negara dengan gratis. Selama persediaan masih ada. Contohnya di negara Perancis, makanan yang disuguhkana dalah roti yang saya lupa namanya, tapi enak banget. Stan Cina, Jepang, dan Korea juga nggak kalah enaknya. Mereka menyediakan makanan dan minuman khas dari negaranya yang rasanya menurut saya sih aneh, tapi ya sudahlah lah ya...namanya juga gratisan dan makanan luar negeri, jadi dimakan aja.

Overall, mini cultural festival ini cukup seru dan mengesankan. 


Ich bin Auslander und spreche gut Deutsch :p

Komentar