Perjalanan 2016



Tahun 2016 menurut perhitungan Masehi tinggal menghitung hari. Perjalanan selama setahun ini sudah mendekati penutupan. Hal-hal apa sajakah yang sudah dilalui pada tahun ini? Selayaknya menjadi satu kontemplasi dan evaluasi bagi diri sendiri. Apakah pencapai-pencapaian yang sudah didapatkan selama tahun ini? Apa sajakah hal-hal yang belum bisa terlaksana pada tahun ini? Sudah selayaknya kita tilik satu per satu.

Untuk saya, tahun 2016 is a wonderful year. Memang setiap tahun adalah tahun yang patut disyukuri. Setiap detik adalah rejeki yang diberikan Tuhan untuk kita. But, take a look first for something that we get through this year.
Dimulai dari awal tahun ketika membulatkan tekad untuk menjalani pola hidup sehat, dengan lebih memperbanyak makan sayur dan buah dibandingkan yang berlemak. Itu bisa bertahan cukup lama, sekitar 1 bulan. Tapi setelah bulan berikutnya, niat mulai memudar karena menjadi anak kost itu tantangannya adalah sulit menemukan makanan yang benar-benar sehat. Kalau mau benar-benar sehat, ya masak sendiri. Tapi rasanya hal itu mustahil kalau dilakukan setiap hari, mengingat tingkat kemalasan dan tingkat kesibukan yang alay. Hahaha.... 
Meskipun gagal di awal-awal, saya tidak patah semangat karena bulan-bulan berikutnya misi ini tetap bisa berjalan meskipun belum konsisten. Hingga hari ini pun, saya merasa masih belum terlalu puas dengan hasil yang sudah saya lakukan. Saya masih sering makan makanan yang digoreng, junk food, meskipun saya sudah sangat-sangat mengurangi makan daging merah dan sangat memperbanyak minum air putih. Ini semua bukan karena saya diet, tapi karena saya sadar bahwa kesehatan adalah investasi berharga yang membuat manusia tetap bisa menikmati hidupnya. Pola hidup sehat adalah kuncinya, is that right? Jadi saya rasa, mulai tahun depan misi ini harus tetap berjalan, dengan tentunya memperbaiki waktu makan agar lebih teratur.

Masih berkaitan dengan pola hidup sehat, salah satu hal yang tak kalah pentingnya adalah olahraga. Menjadi mahasiswa tingkat akhir, adalah hal yang dilema karena banyak hal yang sebenarnya bebas bisa kita pilih setiap hari. Tidak terikat oleh jam kuliah seperti pada semester-semester awal kemarin. Saya pun merasakannya, bahwa challenge untuk semester ini adalah mengatur jadwal. Memang sangat nyaman ketika pagi hari tidak ada kewajiban untuk segera bersiap-siap ke kampus untuk kuliah. Berlindung di bawah selimut dan do nothing adalah hal yang setiap orang pasti sukai. Tapi saya rasa, hal ini tidak akan membawa kita menuju produktif. Ketimbang berlindung di bawah selimut, mending menggerakkan diri, melonggarkan otot-otot tubuh supaya tetap terjaga kelenturannya, nggak kaku, dan nggak gampang sakit. Terlebih karena saat ini saya menjadi sering duduk karena mengerjakan tesis. Ya kan nggak mungkin ngerjakan tesis sambil posisi kayang atau terbang... 
Jadinya saya merasa bahwa punggung dan kaki ini kaku, kalo nggak digerakkan. Sedangkan yang olahraga kebanyakan jari tangan. Tiap minggu saya berusaha meluangkan waktu untuk olahraga, entah itu lari pagi keliling Balairung, yoga di kost, atau jalan saat di kampus, menjadi pilihan yang paling sering saya lakukan. Lari pagi adalah olahraga yang cukup membuat capek, tapi hasilnya kita bisa langsung lihat, kalori yang terbakar sangat banyak. Begitu juga yoga, meskipun kelihatannya gerakannya sederhana, tapi yoga mampu membuat tubuh menjadi segar. Kalau jalan di sekitaran kampus, ini sih setiap hari saya lakukan. Berusaha ga manja buat ga parkir di area fakultas supaya jalannya bisa agak jauhan, berusaha ga manja dengan jarang make lift kecuali kalo benar-benar mendesak, berusaha ga manja dengan ga naik motor kalo Cuma jalan dari fakultas ke perpustakaan pusat. Ya something like that usually I did for work out. Simple but sure make me healthy.

Since I have a meaning of life topic for my thesis, banyak buku tentang kebermaknaan hidup yang saya baca. Hal yang mendasar dari eksistensi manusia di muka bumi ini. Tapi tidak semua orang menyadarinya. Saya pun juga. Awalnya memang saya tidak ada kepikiran ngebahas masalah ini, tapi saya mulai bertanya-tanya, why do people live in the world? What is the purpose of life? Kenapa orang bertahan hidup, meski dalam kondisi yang sulit sekalipun? Pertanyaan-pertanyaan yang semakin hari semakin membuat saya merasa penasaran, dan saya merasa patut untuk mendalaminya. Ya, makna hidup. Setiap orang pasti punya, tapi tidak setiap orang tahu cara mencapainya. So do I. Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan itu, saya memberanikan diri untuk memulai diri saya dalam mengambil topik yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Dan...hingga sekarang, saya dalam proses mendalaminya.

Tahun ini, saya semakin mengenali diri saya. Tentu saja, dengan lebih merasakan emosi-emosi dalam diri, lebih membuka diri pada pengalaman, lebih membuka diri berkenalan dengan orang-orang baru dalam kehidupanya nyata. Saya sengaja tidak terlalu banyak menggunakan media sosial akhir-akhir ini. Sebelumnya saya punya akun facebook, twitter, path, instagram, hingga plurk. Pada tahun 2016 ini bisa dibilang saya jarang update, kalaupun yang sering itu hanya instagram. Path, sudah saya non aktifkan. Twitter jarang banget buka kecuali kalo lagi gatel pengen ngomong sesuatu, facebook paling seminggu sekali, plurk apalagi, udah nggak tahu kaya gimana bentuknya. Dan itu berdampak cukup signifikan dalam hidup saya, karena tidak banyak waktu yang saya habiskan untuk “kepo” dengan hal-hal nggak penting. Ternyata ini sudah banyak dilakukan oleh orang di laur negeri, yaitu gadget detox, artinya kita sejenak "membuang" gadget untuk lebih berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Bener deh, ini sangat menyenangkan dan membuat kita merasa terbebas.

Tahun ini menjadi tahun perubahan bagi saya untuk menerima kondisi orang-orang di sekitar saya. Saya juga belajar untuk menjadi orang yang lebih bisa menerima diri saya dengan lapang dada. Saya belajar untuk lebih bisa menghargai orang, memanusiakan orang, mendengarkan orang, sebagaimana saya berusaha menghargai diri saya sendiri. Saya belajar mastering my self dari segala penjuru, baik dari buku, pengalaman, bahkan dari obrolan dengan siapapun.

Berbagai pencapaian juga saya dapatkan di tahun ini, menjalani ujian psikolog, menjalani ujian komprehensif, dan hingga sekarang masih berusaha dalam penelitian tesis. Saya berharap proses ini akan segera berakhir sehingga saya bisa moving on ke tahap hidup selanjutnya.

Tahun yang akan sangat saya rindukan, tapi tidak akan saya ulangi lagi. Tahun yang akan saya kenang serta telah saya lalui. Terima kasih 2016 atas segala pengalaman pahit manisnya. Saya tidak akan tinggal diam, saya akan terus bergerak dan berjalan, ke arah yang jauh lebih baik di tahun-tahun berikutnya. Aamiin ya robbal alamin.

Komentar