#Haripatahhatinasional



Tanggal 3 September jadi hari bersejarah bagi pasangan Raisa dan Hamish, pasangan cantik dan ganteng yang sepertinya menjadi sosok sempurna bagi kebanyakan orang Indonesia. Tapi bagi khalayak awam macam saya, sama sekali nggak ngaruh. Saya nggak ngefans sama Raisa dan juga Hamish, jadi saya merasa biasa saja sama momen mereka. Yaa... yang pasti sebagai sesama manusia saya mendoakan agar pernikahan mereka barokah dunia akherat, diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Berkenaan dengan judul postingan kali ini, siapa di dunia ini yang nggak pernah patah hati? Kalau saya tanya ke orang-orang yang usianya sudah menginjak 20-an tahun pasti mayoritas akan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sebuah momen dimana harapan kita rasanya patah dan kesempatan bahagia di depan rasanya pupus. Ya, itulah momen yang disebut patah hati. Semua ini berkaitan dengan satu kata, kehilangan.
Entah itu berupa barang atau seseorang, rasanya sakit. Mengetahui kenyataan yang jauh dari angan-angan rasanya pahit, tapi harus ditelan. Segala lagu mendayu dan melankolis menjadi teman penenang kalbu. Bertemu atau mengingat memori bersamanya seolah menjadi candu tapi perlahan membunuhmu. Segala kesehatan ikut berpengaruh, baik raga apalagi jiwa. Tapi tak memikirkannya juga hal yang mustahil, karena waktu terasa begitu merayap.
Tenang saja.... miliaran orang di luar sana juga pernah mengalaminya, bukan hanya kita. Beri saja waktu untuk diri, ceritakanlah pada orang lain, atau pada medium yang bisa kita percaya bisa menyembuhkan. Mau bagaimanapun juga, hal tersebut sudah tidak mungkin dimiliki. Tapi ada cara lain yang justru melegakan, apakah itu?

Merelakan

Ya, mengikhlaskan apa yang harus dilepas. Bersyukurlah telah diberi kesempatan untuk kehilangan. Sadari bahwa apa yang didapatkan suatu saat juga akan direlakan. Berterimakasihlah pada semesta karena telah memberikan pelajaran kehilangan yang harganya jauh lebih mahal daripada meraih. Pelajaran yang bisa diambil dari masa ini ialah, bahwa sebenarnya manusia tidak pernah kehilangan apa-apa karena sesungguhnya kita tidak pernah memiliki apa-apa. Semuanya adalah kepunyaan Tuhan dan akan kembali kepada-Nya.
 

Orang yang beruntung ialah sesungguhnya orang yang benar-benar tidak pernah merasakan mendapatkan ataupun kehilangan. (Gobind Vashdev)

Komentar