6 Februari 2018

10 hari berlalu,
Mulai malam itu langit tak lagi sama, Pak...

Separuh sayapku hilang, patah, remuk redam
Hilangnya napas dan denyutmu, membuat tulangku serasa rapuh
Aku tak tahu harus berbuat apa di detik itu, ketika denyutmu melemah dan detakmu tak lagi terasa
Aku masih tak percaya ketika orang-orang berkata Bapak telah berangkat
Tak mungkin secepat ini
Tak mungkin setiba-tiba ini
Tak mungkin tanpa pertanda besar

Aku masih ragu hingga orang-orang datang dengan wajah sendu
Mengatakan "...yang sabar ya...."
Bapak tahu?
Duniaku rasanya runtuh, aku patah hati sepatah patahnya.
Aku tidak bisa berkata-kata selain, "Maafkan aku Pak... aku belum bisa membuat Bapak bahagia.... Belum bisa jadi anak yang bisa membanggakan Bapak..."

Tapi....

Banyak orang datang kepada Bapak, mengantarkan hingga ke tempat peristirahatan terakhir
Berbondong-bondong tak terhitung jumlahnya
Pandanganku kala itu kabur, hanya kelap kelip lampu kendaraan yang kulihat
Di balik kaca berembun mobil Ambulans
Dan Bapak dalam pelukan


Bapakku tak sakit lagi
Bapakku tak lagi harus pakai oksigen terus
Bapakku tak lagi harus berpura-pura tidur enak
Bapakku tak lagi harus makan makanan tanpa rasa
Bapakku tak lagi harus menahan beban berat di pundaknya

Kami memang sedang berduka
Hati kami sedang rentan
Jangan paksa kami untuk baik-baik saja saat ini
Karena saat ini kami memang tidak lagi baik-baik saja
"Sabar... Sabar... Sabar..." begitu kata mereka
Tiap orang punya prosesnya masing-masing untuk bersabar

Bapak sudah tenang disana
Dengan diantar oleh do'a tulus dari semua yang sayang pada Bapak
Tak akan pernah ada orang yang bisa menggantikan Bapak
Di hati keluarga kecil ini

Pak, yang perlu Bapak tahu
Rumah sepi karena tak ada suara lonceng dari Bapak
Rumah sepi karena tak ada lagi yang bisa kuajak diskusi
Rumah sepi karena tak ada dongeng Kerajaan di Nusantara yang selalu Bapak ceritakan
Rumah sepi karena tak ada yang malam-malam memastikan anaknya sudah tidur atau belum
Rumah sepi karena tak ada yang menggoda ayam di samping rumah
Rumah sepi karena tak ada celotehan usil tapi cerdas khasmu
Rumah sepi karena tak ada lagi yang tiba-tiba mengajak keluar rumah dan random membeli es krim
Rumah sepi karena....
Ah semua kenangan itu...
Akan kuceritakan pada cucumu kelak
Bahwa mereka punya Kakek yang hebat
Kakek yang kuat, bertahan dalam semangat dan untaian do'a

Tenang disana ya, Pak...
Kami pun akan menyusulmu kesana nanti
Terima kasih untuk semua kasih sayang tak terbeli di belahan dunia manapun
Cinta tulusmu adalah hal terindah yang kami punyai di keluarga ini
Kami, akan terus, selalu dan selamanya mencintaimu




Komentar