Lagi-lagi terkesima
dengan perjuangan hebat yang dilakukan oleh orang-orang keren dari berbagai
belahan dunia. Perjuangan yang dilakukan ini tidak hanya untuk dirinya, tapi
juga untuk orang-orang di sekitarnya.
Janna Jihad namanya,
jurnalis berusia 10 tahun yang seringkali muncul melaporkan berita di
Palestina. Usia yang begitu belia tidak menghalangi niatnya untuk mewartakan
kebenaran. Seorang anak kecil yang selayaknya di negara Indonesia masih berada
di zona nyaman rumah dan sekolah, bukalah hal yang dijalani oleh Janna. Janna
meliput berbagai kejadian yang berkaitan dengan konflik di daerahnya, Palestina
yang tak kunjung usai. Ia tidak sendiri, didampingi oleh ibunya yang selalu
mendukung penuh. Janna bukan tanpa sebab memutuskan untuk menjadi jurnalis, ia
melihat sahabatnya meninggal di tangan tentara Israel yang kemudian
membangkitkan jiwanya untuk gigih memberitakan kebenaran dan Islam di tanah
Palestina. Melalui video yang diambil lewat iPhone dan handycam milik ibunya,
Jannad turun dengan berani di tempat-tempat rawan bom. Kelak saat memasuki masa
kuliah, ia ingin melanjutkan kuliah di luar negeri dengan jurusan jurnalistik.
Hingga saat ini, ia tercatat sebagai jurnalis termuda di dunia. Masya Allah...
merinding... cita-citanya sungguh luhur. Tidak mudah hidup berada di tanah
konflik seperti Palestina. Pantas kalau nama anak ini ada kata “Jihad” - berjihad,
tidak ragu untuk berjuang di agama Allah.
Kalau melihat di
luar sana banyak anak-anak yang membutuhkan perjuangan berat demi mengenyam
pendidikan. Tidak halnya bagi kami yang ada di zona sungguh nyaman untuk
memperoleh pendidikan. Jadi malu saat mengingat ada berita murid-murid SD di
China yang rela mempertaruhkan nyawanya demi bersekolah di puncak gunung.
Mereka harus rela mendaki gunung dengan medan yang vertikal, berbekal tas
ransel dan memakai tali di pinggang yang disambungkan ke tali pinggang orang
tua yang di atasnya. Masya Allah...lihat medannya merinding sendiri. Usia 7
tahun hingga 12 tahun rela mendaki gunung sungguhan demi menuntut ilmu. Apa
kabar saya yang masih leha-leha dengan segala kenikmatan yang sudah diberikan
Allah ini? Rasanya sungguh malu... Hikmahnya adalah, nggak boleh males menuntut
ilmu apalagi sudah ada fasilitas yang sedemikian bagusnya.
Dari seorang
perempuan bernama Priscilla Chan, yang terkenal akan kesederhanaannya dan
kedermawanannya. Siapa yang mengira bahwa istri dari Mark Zuckenberg, pemilih
facebook ini adalah seorang keturunan AsiaIa adalah lulusan Kedokteran Universitas
Harvard dan mengantongi sarjana di bidang biologi. Semasa kecilnya, ia sudah
memiliki cita-cita untuk bersekolah di universitas Harvard karena ia tahu
betapa sulitnya hidup dalam perjuangan bersama keluarganya yang termasuk dalam
imigran. Maka ia bertekad kuat dan sungguh-sungguh untuk mengubah nasib
keluarganya dengan bersekolah setinggi-tingginya. Ia tahu target apa yang akan
diraihnya ketika masih duduk di bangku SMP dan ia fokus untuk meraihnya
meskipun dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh keluarga. Tidak heran,
apabila saat ini meskipun ia menajdi istri CEO facebook yang termasuk dalam
orang terkaya di dunia, Chan masih mempertahankan nilai-nilai kesederhanaan
dalam hidupnya dan tidak ikut-ikutan dalam bergaya mewah seperti layaknya
istri-istri artis di Amerika Serikat.
Selanjutnya adalah seorang
bernama Nick Vujick. Saya “mengenalnya” dari program TED Talks di youtube. Ia dengan
keterbatasan fisiknya, mampu membuat saya
kagum atas semangatnya yang terlihat tak pernah padam. Dengan segala
keterbatasan dalam berjalan, dalam melakukan kegiatan, ia menjadi sosok
motivator sejati yang tak hanya mengandalkan kata-kata, namun nilai perjuangan
dalam hidupnya. Meskipun awalnya ia sempat mengalami depresi karena kondisi
tubuhnya yang berbeda, tapi tak lantas ia tinggal diam. Justru dari perenungan
yang mendalam itulah Nick menemukan makna dari hidupnya, bahwa manusia haruslah
bermanfaat tanpa memandang aspek fisik yang ia miliki. Ia percaya bahwa setiap
orang memiliki potensi luar biasa dalam dirinya yang bisa dimaksimalkan dalam
hidupnya serta didukung oleh orang-orang terdekat dengan penuh. Saya merasa
malu ketika masih saja mengeluh dan tidak bergegas melakukan apa pun bagi masa
depan ketika melihat orang dengan semangat menyala-nyala seperti ini. Terima
kasih Nick!
Kisah-kisah
orang-orang hebat di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya memiliki semangat
juang tinggi, dengan dikelilingi orang-orang yang selalu berpikiran positif
merupakan saham bagi hidup kita. Selanjutnya, silahkan anda tentukan sikap yang
akan diambil, positif atau negatif untuk masa depan, dimulai dari mencoba atau
tidak dari sekarang. Selamat hari Senin!
stop excuse pada diri
Komentar