Bromo Vacation in Last Year (part II)

Melanjutkan postingan sebelumnya nih...
     
                Waktu turun ini, kami ga sempat sarapan kan, Cuma makan pisang goreng, kentang, dan roti yang dijual di warung-warung pinggir sini. Perut lumayan laper juga nih, akhirnya Bapak, Ibu dan saya mampir di warung buat beli tahu. Ehh...rombongan kami kepisah lagi, kali ini Tita, mbak Intan dan mbak Lia udah jalan duluan ke hardtop. Akhirnya kami yang mampir di warung pun ke hardtop ber-3, tapi kok mereka belum nyampe? Padahal kan mereka duluan yang turun? Alhasil, kami pun menunggu-menunggu dan menunggu, sampai Bapak dan pak Sopir hardtopnya ikut nyariin 3 orang ini kembali  ke atas, 20 menit kemudian mereka akhirnya ketemu, naik ojek sampe ke hardtop.
            Destinasi selanjutnya adalah savana alias bukit teletubbies. Cannot wait! Di gambar yangs aya searching sih bagus bangeeet. Perjalanan ke sana lumayan lama, 30 menitan dengan jalan berkelok-kelok dan melewati lautan pasir yang sangaaaaaaaaat luas. Di tengah jalan, kami mampir buat foto-foto, aaaakk..keliatan lautan pasir, gunung Batok sama gunung-gunung sekitarnya jelas banget. Subhanallah...bagus banget, tiada duanya deh pokoknya.
            Di tengah perjalanan ke padang savana, saya ketiduran, habisnya ngantuk banget kalau kena sinar matahari, haha aneh ya. Akhirnya kita sampaii... wuihh beneran bagus banget bukit-bukitnya warnanya hijau dan kuning, dengan dikelilingi bukit-bukit lain. pokoknya keren bangeeet! Ada yang sape mendaki ke atas bukit lho buat foto-foto, tapi kami ga sampe, cuma di bawah bukit itu. Cuacanya lumayan panas ya disini...setelah puas, akhirnya kami menuju destinasi berikutnya yaitu Pasir Berbisik. Hihi..namanya lucu-lucu yah.. ada souvenir yang ditawarkan disini, yaitu kaos dengan tulisan Bromo, harganya Rp. 100.000 dapet 5 kaos dengan ukuran yang bisa kita pilih sesuka hati.
            Pasir berbisik ini kata pak Sopir yang namanya pak Singgih ini, biasa dibuat lokasi syuting film. Salah satunya yaitu Rayya Cahaya di atas Cahaya; Eat, Pray, Love; Tendangan dari Langit; Pasir Berbisik (kalo ga salah), dan banyak lagi. Subhanallah keren banget disini, gundukan-gundukan pasir dengan warna hitam keabu-abuan ini membentuk harmoni yang indah. Bisa ya berbentuk kaya gitu? Siapa yang menata? Ya Allah SWT, sang Maha segala-galanya dengan segala keagungannya. Wisata ini memang tujuannya begitu, tadabbur alam, mengagumi  ciptaan Tuhan, alam beserta seisinya. Pasir berbisik ini kalau waktunya musim kemarau, udah betrbangan ke sana kemari, berhubung kali ini adalah musim hujan jadi pasir yang beterbangan itu sekarang padet dan bisa dibuat perusutan, hehe..
            Nah, setelah dari pasir berbisik, kami ke tujuan terakhir dan inti yaituuu gunung Bromo! Finally, touchdown Bromo. Alhamdulillah bisa ngerasain dinginnya Bromo. Tapi, ternyata ga sedingin itu gays, masa ya waktu kita kesana itu matahari sedang bersinar terik-teriknya, ditambah kebelet p*pis ehh ga penting ya yang ini. Tapi seriusan ya...masa toilet deket parkiran Bromo cuma ada 1, dan sangat kotor, mana ga ada air..akhirnya ditahan deh. Akhirnya saya dan Tita ke toilet yang agak deketan sama Bromo, dan untungnya ada air.
            Hanya saya, Tita, Ibu dan Bapak yang ke Puncak Bromo, karena mbak Lia dan mbak Intan ga mau. Mana waktu itu si Tita sakit ya, badannya udah lemes lunglai dengan muka pucat pasi, tapi setelah sarapan di area situ ditambah makan bakwan Bromo akhirnya dia semangat buat naik ke Bromo. Banyak persewaan kuda yang nawarin untuk bisa sampai ke tangga Bromo dengan tarif Rp. 100.000-175.000, pinter-pinternya kita nawar, apalagi ini hari libur.
            Bapak udah naik kuda duluan dengan tarif Rp 100.000. Kami ber-3 struggle, semangat banget bisa nyampe puncak Bromo dengan jalan kaki, jaraknya 3 km lho.. tapi kita dibuntuti sama 3 orang yang nawarin kudanya, kita dibuntutin terus daaaan akhirnya Ibu nyerah, kita disuruh naik kuda ajah.. Haha...ga kuat Ibu dan Tita, tapi ya masa saya jalan sendirian, akhirnya saya naik kuda juga dnegan atrig Rp 75.000 pulang-pergi. Oalahh... ya sudah akhirnya the first time saya naik kuda menuju tangga ke puncak Bromo. Setelah perjalanan 15 menit dengan medan yang nanjak banget dan pasir yang berkelok-kelok, akhirnya sampai juga dengan selamat. Bapak udah nunggu dari tadi, tapi bapak ternyata ga kuat untuk naik ke puncaknya. Akhirnya kami Cuma ber-3 buat naik ke puncak Bromo dengan naik anak tangga. Ngos-ngosan juga lho, soalnya anak tangganya curam banget naiknya, dan kami menghitung jumlah anak tangganya 240 buah. Yes, exactly..yakin bener deh, tapi ga tau lagi, soalnya hitungannya tiap orang beda-beda lho.
            Nyampe di Kawah Gunung Bromo. Subhanallah...merinding rasanya tubuh ini. Kami tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan alam yang seluas ini. Kawah yang menyemburkan asap berbau belerang ini begitu dahsyatnya. Subhanallah dan merinding rasanya ada di dekat kawah ini. Kita ga ada apa-apanya di dunia ini dengan tangan Tuhan yang tersebar dimana-mana. Ahh...subhanallah pokoknya di sini. Ga ngebayangin kalo ada yang kecemplung di kawah gimana ya itu? Padahal kalau Upacara adat Kasada, sesembahan yang ditujukan, dimasukkan ke Kawah. Saya pernah lihat beberapa orang jalan di jalanan turun ke Kawah, aaaa....bapaaaakkk...hati-hati pak..jangan sampe kepleset.
            Setelah dari kawah, saya sama ibu dan Tita menuruni tangga yang hororrr setengah mati. Gimana ga horor, curam banget turunnya gays! Mana di antara tangga-tangga itu banyak pasir yang bikin jalanan licin. Kesimpulannya, lebih horor turun daripada naiknya. Tapi Alhamdulillah bisa sampai di bawah dengan selamat.
            Setelah itu kami kembali ke penginapan dengan melewati jalan yang berliku, ditambah macet karena hari ini adalah hari terakhir tahun 2012. Banyak banget orang yang ingin menghabiskan masa akhir tahun di Bromo, tapi kami kembali ke penginapan, mandi, dan segera melanjutkan perjalanan. Tapi rencana hanyalah rencana, Allah yang menentukan segalanya. Mobil kami tidak dapat dinyalakan, dan terpaksa menelpon asuransi untuk minta tolong di-derek sampai ke Surabaya. Terpaksa, kami semua naik mobil travel yang harganya selangit, ya secara ini malam tahun baru, pasti mereka memasang harga sleangit karena mereka tahu mereka yang satu satunya bisa mengantarkan kami ke Surabaya. Jadilah kami pulang ke Surabaya, rencana ke kawah Ijen sampai Papuma ditunda dulu. Tapi overall, Alhamdulillah bisa liburan bareng keluarga, momen yang sangat berharga!
            Ini foto Ibu dan bapak yang berasa kaya honeymoon lagi. Soalnya 20 tahun yang lalu, waktu Ibu lagi hamil saya mereka pergi ke Bromo. Berasa mengulang masa-masa muda beliau-beliau ini. Love you so muach Mom and Dad :*


Bukit teletubbies


Pasir Berbisik

background gunung Bromo

Sekian :) enjoying Bromo guys!

Komentar